Kadang hidup emang gak sesuai dengan apa yang sudah kita perjuangkan dan kita angan-angankan. Yah, namanya juga hidup, penuh misteri.
Tapi... Ga ada salahnya kok kadang kita menghibur diri seperti baca cerita lucu bikin ngakak sampe sakit perut biar ga spaneng terus. Masa iya idup dibuat stres melulu, recehkan dulu dong otakmu dengan cerita di bawah ini.
Cerita lucu bikin ngakak sampe sakit perut (Jam Kebohongan di Neraka)
Jam (Fufuh)
Seorang gadis bernama Ayu mati dan dibawa pergi ke neraka. Saat ia berdiri di depan pintu, dia melihat banyak jam dinding besar tergantung di dalam ruangan besar.
Dia bertanya, "Apa guna semua jam
tersebut?"
Malaikat penjaga menjawab: "Itu
adalah Jam Kebohongan.
Semua orang di bumi memiliki
sebuah Jam Kebohongan.
Setiap kali Anda berbohong, jarum
pada jam Anda akan bergerak".
"Oh," kata si Ayu, "Jam itu punya
siapa?" ia menunjuk pada jam yang
terletak di tengah ruangan.
Itu milik Buddha Gautama. Jarum
jamnya tidak pernah bergerak
menunjukkan bahwa ia tidak
pernah berbohong.
"Dan jam itu?" tanya si Ayu
kemudian sambil menunjuk jam
berikutnya.
"Itu jam milik Abraham Lincoln.
Jarum jamnya hanya bergerak dua
kali, tanda bahwa Abraham hanya
mengatakan 2 kali kebohongan
sepanjang hidupnya".
Sang Ayu penasaran lalu bertanya,
"Mana jam milik Wima, pacar saya?"
"Oohh.. yang itu ada di kantor saya",
jawab Malaikat, "Saya
menggunakannya sebagai kipas
angin".
Cerita lucu bikin ngakak sampe sakit perut part 2 (Mahasiswa dan Dosen)
Angkot (jv.m.wikipedia.org)
Ada 4 orang mahasiswa yang bernama Fitria, Umi Taufik dan Amiril. Mereka kebetulan telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan. Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak kasih alasan yang sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Fitria: pak, maaf kami telat
ikut ujian semester
Amiril: iya pak. Kami
berempat naik angkot yg sama dan
ban angkotnya meletus.
Taufik: iya kami kasihan sama
supirnya. Jadinya kami bantu dia
pasang ban baru.
Umi: oleh karena itu kami
mohon kebaikan hati bapak untuk
kami mengikuti ujian susulan.
Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.
Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan
ujian di 4 ruangan yg berbeda dan meninggalkan semua alat komunikasi di dalam tas masing-masing yang di awasi oleh sang dosen.
“Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir
para mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama.
Soal pertama sangat mudah dengan
bobot nilai 10. Keempat mahasiswa
mengerjakan dengan senyum
senyum.
Giliran membaca soal kedua dengan
bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.
Di soal kedua tertulis: “Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?”