Marina Budiman disebut sebagai wanita terkaya di Indonesia yang merupakan pendiri PT DCI Indonesia Tbk. (DCII). PT DCII merupakan perusahaan data center yang baru IPO awal tahun 2021 lalu dan harga sahamnya naik 13.947% hanya dalam kurun waktu 6 bulan saja.
Berkat kenaikan saham yang fantastis itu, Marina jadi wanita terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2021. Nilai kekayaan Marina mencapai $1,5 miliar atau setara dengan Rp 21,45 triliun. Belum banyak diketahui publik, sebenarnya siapa sih sosok Marina Budiman ini?
Marina lahir pada 5 September 1961 di Surabaya. Ia adalah lulusan Sarjana Ekonomi dan Keuangan University of Toronto, Kanada pada tahun 1985. Setelah lulus, Marina bercita-cita menjadi pegawai bank. Kemudian ia pulang ke Indonesia dan bekerja di Bank Bali sejak tahun 1985 sebagai seorang account officer.
Saat bekerja di Bank Bali, Marina bertemu dengan pendiri DCII lainnya yaitu Otto Toto Sugiri. Saat itu, Otto menjabat sebagai IT General Manager dan bertanggung jawab atas transformasi komputerisasi Bank Bali. Ketika bekerja dengan Otto, Marina melihat peluang antara hubungan teknologi dan bisnis.
Marina hanya bekerja di Bank Bali selama empat tahun. Keluar dari pekerjaan tersebut, Marina mengikuti ajakan Otto untuk bergabung di PT Sigma Cipta Caraka. Sigma Cipta Caraka memulai bisnisnya sebagai mitra pilihan IBM untuk menjual perangkat keras ke Bank lokal.
Saat krisis ekonomi global pada 1997, di saat perusahaan lain bangkrut, Sigma Cipta Cara justru kian berkembang hingga bisa meluncurkan layanan data center dan outsourcing. Di tahun 2008, Sigma Cipta Caraka diakuisisi oleh Telkom dan kini menjadi anak perusahaan Telkom Indonesia yang dikenal dengan nama Telkomsigma. Otto menjual sahamnya di perusahaan tersebut senilai lebih dari 35 juta dollar ke Telkom.
Dengan uang hasil jual sahamnya itu, Otto dan Marina mendirikan PT DCI Indonesia bersama dengan pendiri lain, yakni Han Arming Hanafia. DCII kini menjadi operator pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas data center terbesar di Indonesia. DCII menjadi rumah data bagi 44 perusahaan telekomunikasi, 134 perusahaan keuangan dan beberapa perusahaan e-commerce terbesar di Asia.