"Ini membantu saya mengenali standar kecantikan dan memungkinkan saya untuk mengambil kembali perasaan baik atas diri saya, tanpa memanipulasi, menghilangkan, atau meningkatkan apa pun," lanjutnya.
Kini, Bethany mengaku tak malu dengan penampilannya dan terus berusaha menyebarkan kesadaran positif mengenai kondisinya di media sosial. Ia ingin publik bisa normalisasi kondisi kesehatannya itu.
"Saya melihat sekarang kita bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan. Bagi saya, itu adalah seorang wanita yang memiliki rambut di tubuhnya dan bangga memamerkannya," kata Bethany lagi.
"Berkat pandemi dan berada dalam privasi perusahaan saya sendiri, saya mulai menumbuhkan rambut dagu saya," sambung wanita yang berprofesi sebagai pengusaha sekaligus jurnalis itu.
"Ketika orang bertanya tentang jenggot saya, itu bisa datang dengan penilaian atau sindiran tentang saya sebagai laki-laki, perlu bercukur, atau asumsi saya sedang bertransisi dari perempuan ke laki-laki," ujarnya.
"Saya akan mencoba untuk bersabar dan transparan. Saya menjelaskan bahwa saya adalah seorang wanita berbulu yang dengan senang hati menumbuhkan rambutnya. Itu cenderung mengarah pada percakapan yang lebih komunikatif dan terbuka," pungkas Bethany.