Sementara wanita secara konstruktif menyalurkan emosi mereka dan cenderung memahami diri mereka sendiri dan kebutuhan mereka dari suatu hubungan dengan lebih baik, pria memiliki cara yang sama sekali berbeda untuk menghadapi situasi tersebut.
Studi tersebut mengatakan bahwa pria 'tidak mengalami apa-apa' atau mungkin menggunakan alkohol, penyalahgunaan narkoba atau kekerasan, dan cenderung tidak mengalami segala jenis realisasi pribadi.
Penelitian menunjukkan bahwa pria membutuhkan waktu lebih lama daripada wanita dan berjuang lebih banyak untuk move on. Faktanya, para peneliti mengamati bahwa banyak peserta laki-laki menderita PRG (Post relationship Grief) pada saat penelitian bahkan jika mereka telah berpisah lebih dari setahun yang lalu.
Buat pria, kehilangan pasangan 'berkualitas tinggi' mungkin tidak 'menyakitkan' pada awalnya. Namun, mereka mulai merasakan sakit begitu mereka menyadari kehilangan mereka.
Ahli menjelaskan, “Seorang pria kemungkinan akan merasakan kehilangan yang dalam dan untuk jangka waktu yang sangat lama karena 'merasa' bahwa dia harus 'mulai bersaing' lagi untuk menggantikan apa yang telah hilang. Atau yang lebih buruk lagi, menyadari bahwa tidak ada yang bisa menggantikan kehilangannya itu.
Bagaimana menurut kalian? Hasil penelitian mereka sudah sesuai belum?