Sebenarnya, keraguan mereka bisa dipahami. Memiliki pasangan seumuran artinya menjalin hubungan dengan dia yang kemampuan serta kapasitas mental dan pikirannya kurang lebih sama. Oleh karena itu, mereka takut jika hubungan kalian hanya akan diisi oleh cek-cok dan ribut berkelanjutan.
Biasanya juga putus-nyambung
Terkadang, kalian juga ragu akan kapasitas dan kemampuan dari pasangan. Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan, kalian merasa nggak tahan dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan.
Nggak selang lama, biasanya sih udah nyambung lagi. Gitu terus aja hingga masing-masing pihak udah dewasa dan memahami betapa pentingnya proses mencari pasangan hidup yang kalian lakukan.
Setidaknya, anggap aja semua itu adalah bumbu dalam hubungan asmara. Nggak cuma yang seumuran aja kok yang sering cek-cok. Udah jadi kepastian dan hukum alam, semua orang pasti mengalaminya.
Nah, jika sudah demikian, berpikiran positif aja. Anggap semua ini dilakukan untuk proses pendewasaan. Untuk mendapatkan buah yang manis, perjuangan berat juga harus dilakukan. Iya, kan?
Saling mendewasakan diri
Satu keuntungan terbesar dari pasangan seumuran adalah menjadi kesempatan untuk saling mendewasakan diri. Kalian bisa mengerti apa artinya mengalah, menahan dan berjuang.
Dan jika sudah sampai sini, masalah pembuktian kepada orang-orang sekitar pun udah nggak jadi pikiran. Mereka tentunya bisa juga kok melihat perkembangan diri kalian.