Dalam Kitab Pararaton dikatakan bahwa Tragedi Bubat itu terjadi pada tahun 1357 Masehi atau 1279 tahun Saka. Ternyata tanpa sepengetahuan Hayam Wuruk, Gajah Mada sudah mempersiapkan tentaranya di sekitar lapangan Bubat. Pasukan Sunda yang berperang dengan peralatan seadanya pada akhirnya kalah dari Gajah Mada, Linggabuana dan para petinggi Sunda tewas. Melihat hal tersebut, Citra Resmi tak tahan menanggung kesedihan. Pada akhirnya Citra Resmi melakukan bunuh diri dengan cara menusukkan tusuk konde tepat di jantungnya.
Hayam Wuruk pun sangat menyayangkan apa yang terjadi. Linggabuana, para pejabat dan pasukan Sunda yang tewas lantas dikebumikan dengan penghormatan secara militer. Kemudian Hayam Wuruk mengirim utusan dari Bali ke Sunda untuk meminta maaf atas apa yang terjadi kepada plt raja Sunda. Semenjak peristiwa itu hubungan antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada menjadi renggang.
Untuk menggantikan ayahnya yang meninggal, Niskala Wastu Kencana lalu naik tahta menjadi Raja Sunda. Niskala Wastu Kencana atau yang lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi itu lantas mengeluarkan larangan orang-orang Sunda dilarang menikah dengan orang Jawa.