Anggapan bahwa menjadi istri sekaligus ibu merupakan hal yang mudah tentunya salah besar. Meski kelihatannya hanya mengatur urusan dalam lingkup rumah saja, namun nyatanya menjadi istri sekaligus ibu tidak semudah kelihatannya, bahkan lebih rentan mengalami stres, lho. Sehingga tak jarang seorang istri suka melampiaskan kekesalannya dengan marah-marah. Lantas apa saja penyebab sering marah-marah setelah jadi istri ?
Tidak peduli itu adalah seorang ibu rumah tangga atau ibu pekerja, keduanya rentan sekali bersentuhan dengan yang namanya depresi. Mengatur rumah tangga bukanlah perkara mudah, memastikan anak-anak tetap baik-baik saja, suami terurus sempurna, dan mengatur keuangan seutuhnya tentu butuh fisik yang kuat, mental yang stabil serta pikiran yang jernih.
Meski sudah mencoba bertahan dengan segala aktivitas yang melelahkan, namun tetap saja ibu selalu ‘kecolongan’ secara emosional. Bahkan tanpa disadari seorang perempuan lebih sering marah-marah setelah dirinya menjadi seorang istri dibanding ketika masih lajang.
Melansir Halodoc, dr. Rilla Fitrina Sp. KJ, seorang dokter spesialis kedokteran jiwa mengatakan bahwa stres dan depresi merupakan dua masalah kesehatan mental yang sangat rentan terjadi pada perempuan setelah menikah.
Kondisi ini adalah ketika seseorang sudah tidak mampu lagi mengatasi tekanan mental yang dialami. Karena itu marah-marah adalah salah satu pelampiasan paling mudah yang bisa dilakukan.