Beberapa foto yang paling mencolok dari pandemi coronavirus adalah para dokter dan perawat yang menunjukkan wajah mereka yang memar dan kesal akibat memakai masker selama berjam-jam.
Karena semakin banyak orang yang memakai masker dan penutup wajah untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain, ada yang menemukan masalah kulit. Terutama yang kulitnya sensitif, bisa mudah kena beruntusan atau jerawat.
"Masker wajah, ketika dikenakan dan dipasang dengan benar, membuat aliran udara tertutup sehingga tidak ada udara masuk dan meningkatkan suhu dan kelembaban di sekitar daerah hidung dan mulut," kata Dr. Orit Markowitz, direktur kanker kulit di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.
"Tekanan konstan dari masker, panas dan keringat memecah struktur kulit, menyebabkan iritasi, pembengkakan dan dapat menyebabkan jerawat, garis trauma dan perubahan warna kulit," kata Markowitz.
Perawat dan dokter memakai jenis masker tingkat medis yang sangat spesifik, sedangkan sisanya dari kita memakai berbagai jenis penutup wajah yang akan berdampak pada kulit kita dengan cara yang berbeda.
Masker bedah dan respirator dapat menyebabkan iritasi fisik hanya dari tekstur kasar masker untuk kulit. Gesekan bisa bikin kulit iritasi. Zak kimia atau bakteri yang menempel pada masker juga bisa bikin kulit kotor.
"Meskipun maker kain lebih lembut dalam tekstur, mereka masih dapat menyebabkan kekeringan, yang menyebabkan iritasi, karena banyak kain yang digunakan menyerap minyak alami wajah," kata Pontillo.
Sisa dari deterjen dan pelembut kain sendiri juga dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan iritasi akibat kontak.
Untuk kulit berminyak atau cenderung berjerawat pakai masker dapat menyebabkan wajah berkeringat, yang dapat menyebabkan berjerawat, terutama bagi orang yang sudah berjerawat.