Bergosip adalah sesuatu yang secara tradisional dianggap suka dilakukan perempuan. Hal ini karena budaya patriarki yang di masa lalu.
Meski sering dianggap buruk, secara historis gosip adalah hal yang biasa di masa lampau. Istilah ini berasal dari abad ke-12, ketika merujuk pada kerabat dekat, seperti ayah baptis atau saudara kandung. Definisi ini akhirnya diperluas sehingga “gosip” berarti seseorang yang dekat denganmu, biasanya teman dekat.
Baru pada abad ke-17 arti kata "gosip" menyerupai definisi yang kita gunakan saat ini: seseorang yang terlibat dalam "omong kosong" dan berbagi rahasia.
Pada masa inilah gosip dikaitkan dengan amoralitas, khususnya bagi perempuan. Menurut aktivis Amerika Silvia Federici: "Persahabatan perempuan adalah salah satu sasaran perburuan penyihir. Dalam konteks inilah 'gosip' berubah dari kata persahabatan dan kasih sayang menjadi kata yang merendahkan dan mengejek."
Bergosip tidak hanya dipandang remeh tetapi juga dapat dihukum. Pada tahun 1547, dikeluarkan proklamasi yang "melarang perempuan berkumpul untuk mengoceh dan berbicara".
Dengan cepat, gosip dipandang sebagai ancaman terhadap masyarakat yang semakin patriarki – perempuan dikucilkan dari tempat kerja karena mereka dilarang bergabung dalam serikat pekerja (asosiasi pengrajin dan pedagang, yang dirancang untuk meningkatkan kepentingan ekonomi anggotanya).
Bahkan ada aturan yang akan menghukum perempuan yang bergosip. Menurut BBC, ini adalah "bentuk hukuman aneh yang khusus diperuntukkan bagi perempuan" di mana sangkar logam berbentuk moncong dipasang di atas kepala, memaksa paku masuk ke mulut pemakainya untuk menghentikan mereka berbicara.
Perempuan Tidak Lebih Sering Bergosip daripada Laki-Laki