Seorang atlet lari Maraton, Rebecca Cheptegei, yang belum lama ini mengikuti Olimpiade Paris 2024, dikabarkan tewas usai diserang oleh kekasihnya sendiri, Dickson Ndiema pada Minggu (1/9/24).
Peristiwa mengerikan itu terjadi di rumah mereka di Trans Nzoia, Kenya. Ndiema menyiramkan bensin ke tubuh Rebecca lalu membakarnya hidup-hidup. Wanita 33 tahun itu sempat dibawa ke Rumah Sakit di Eldoret setelah mengalami luka bakar 75 persen di seluruh tubuhnya. Tetapi sayang, nyawanya tak bisa tertolong.
Hari ini, Kamis (5/9/2024) sekitar pukul 5 pagi waktu setempat, Rebecca menghembuskan napas terakhirnya akibat kegagalan organ total. Hal ini dikonfirmasi oleh Dr. Owen Menach, Direktur Layanan Klinis dan Bedah di rumah sakit tersebut.
"Kami benar-benar kehilangan saudari kami pagi ini meskipun dokter telah berusaha keras menyelamatkan nyawanya, saya berada di sana saat itu," ungkap Dr. Tony Sabila, anggota keluarga Rebecca, seperti dikutip Nation Sport.
Serangan brutal itu terjadi di kediaman mereka usai keduanya bercekcok masalah tanah. Menurut keterangan Komandan Polisi Kabupaten Trans Nzoia, Jeremiah ole Kosiom, Ndiema begitu emosional hingga menyiram bensin ke tubuh Rebecca.
"Pasangan ini terdengar bertengkar di luar rumah mereka. Dalam pertengkaran itu, pacarnya terlihat menyiramkan cairan bensin pada Rebecca sebelum membakarnya," ucapnya.
Ndiema juga sempat mengalami luka bakar akibat kejadian itu. Lalu mereka diselamatkan oleh para tetangga yang berhasil memadamkan api. Kejadian mengenaskan itu menyisakan luka mendalam, khususnya keluarga dan teman-teman Rebecca. Federasi Atletik Uganda mengungkapkan kesedihan mereka melalui unggahan di X.
"Kami sangat berduka atas kehilangan atlet kami, Rebecca Cheptegei yang secara tragis menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sebagai federasi, kami mengecam tindakan seperti ini dan menuntut keadilan. Semoga jiwanya beristirahat dalam damai," tulis akun Federasi Atletik Uganda.