Pada 1907, lokasi grandstand dan tempat penggantian suku cadang dipindah dari lokasi semula karena adanya kenaikan harga sewa dari pemilik lahan setempat. Tribun utama dan depot pada awalnya ditempatkan sejajar. Hal ini tentu mengurangi kesempatan penonton untuk melihat aksi saat mobil berganti suku cadang.
Musim berikutnya, tempat mobil melakukan penggantian suku cadang dipindah tepat di belakang grandstand. Masalah lain muncul, saat penonton merasa terganggu dengan kehadiran kru tim balap yang dianggap menghalangi keseruan mobil-mobil tersebut beraksi.
Untuk mengakalinya, lokasi penggantian dengan ketinggian awal 0,94 meter diganti ke sebuah parit berkedalaman 1,5 meter, dengan pemisah kawat berduri. Parit (pit dalam bahasa Inggris) tersebut digunakan sebagai tempat mobil berhenti (stop) dan melakukan pergantian suku cadang. Dari sinilah istilah pit stop berawal.
Gimana gengs, ternyata lucu ya asal-usul pit stop ini. Penyelenggara harus menggali tanah dulu agar penonton tetap bisa menyaksikan pertandingan sekaligus melongok ke dalam untuk melihat suasana depot bergantian onderdil kendaraan.