Menanggapi hal ini, pakar farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, menjelaskan bahwa etilen oksida biasanya digunakan untuk membunuh bakteri karena sifatnya yang sangat reaktif dan mampu merusak DNA mikroba.
Senyawa ini kerap dipakai di rumah sakit untuk mensterilkan alat medis yang tidak tahan panas. Namun, jika sampai masuk ke tubuh manusia, risikonya tidak bisa dianggap sepele.
“Kalau terpapar dalam jumlah banyak dan terus-menerus, etilen oksida bisa berinteraksi dengan DNA manusia dan memicu kanker. Jadi sifatnya memang karsinogenik,” jelas Prof. Zullies.