1. Sistem pencernaan
Banyak makanan cepat saji yang sangat rendah serat. Dokter mengasosiasikan diet rendah serat dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi pencernaan seperti sembelit dan penyakit divertikular, serta berkurangnya bakteri usus yang sehat.
2. Imunitas dan peradangan
Sebuah tinjauan tahun 2019 meneliti efek pola makan Barat terhadap sistem kekebalan seseorang. Diet ini terdiri dari gula, garam, dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi hanya dari beberapa sumber.
Para penulis mencatat bahwa pola makan orang Barat dapat menyebabkan peradangan yang lebih tinggi, pengendalian infeksi yang lebih rendah, tingkat kanker yang lebih tinggi, dan risiko penyakit alergi dan autoinflamasi yang lebih tinggi.
3. Memori dan pembelajaran
Sebuah makalah tahun 2020 menunjukkan adanya hubungan antara pola makan tidak seimbang yang tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, khas makanan cepat saji, dan kapasitas memori dan pembelajaran yang lebih rendah. Pola makan seperti ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
4. Alergi
Dalam ulasan tahun 2018, penulis menemukan hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan peningkatan asma, rinokonjungtivitis, dan eksim.
5. Penyakit jantung
FDA menunjukkan bahwa pola makan tinggi garam seringkali meningkatkan tekanan darah seseorang, membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan jantung, stroke, penyakit ginjal, atau penyakit jantung.
6. Obesitas
Departemen Pertanian Amerika Serikat menunjukkan bahwa makanan cepat saji pada umumnya mengandung jumlah kalori yang sangat tinggi. Jika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar setiap hari, berat badannya bertambah, yang dapat menyebabkan obesitas.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), obesitas meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai kondisi kesehatan yang serius.
Nah tuh, ternyata banyak banget kan risikonya. Gimana, kamu masih mau sering-sering makan junk food?