Satu porsi makanan cepat saji bisa meningkatkan peradangan di seluruh tubuh. Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa satu kali makan makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuhnya meningkatkan peradangan saluran napas pada penderita asma. Peradangan ini berperan sebagai pemicu serangan asma.
4. Mempengaruhi asupan nutrisi
Makanan cepat saji biasanya tidak mengandung buah dan sayuran segar. Jika seseorang sering mengonsumsi makanan cepat saji, mereka mungkin merasa kesulitan untuk mencapai asupan harian yang direkomendasikan, yaitu minimal 5 porsi buah dan sayuran. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan mencapai asupan serat ideal, yang menurut Food and Drug Administration adalah 28 gram per hari.
5. Sulit Berhenti
Makanan cepat saji sangat enak, artinya tubuh memecahnya dengan cepat di mulut, dan tidak perlu banyak dikunyah. Oleh karena itu, ini mengaktifkan pusat penghargaan di otak dengan cepat.
Kombinasi ini melatih langit-langit mulut untuk lebih menyukai makanan-makanan yang diproses secara tinggi dan sangat menstimulasi ini serta mengurangi keinginan seseorang terhadap makanan yang utuh dan segar.
Efek Jangka Panjang Makanan Cepat Saji
Ada banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa sering mengonsumsi makanan cepat saji dapat membahayakan kesehatan seseorang.
Sebuah studi tahun 2015 mengidentifikasi efek makan makanan cepat saji yang terkadang tidak dapat diperbaiki. Risiko tersebut termasuk obesitas, resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan berbagai kondisi kardiovaskular.
Hal ini karena sebagian besar makanan cepat saji mengandung banyak gula, garam, lemak jenuh, lemak trans, bahan olahan, dan kalori. Umumnya juga rendah antioksidan, serat, dan banyak nutrisi lainnya.
Berikut efek jangka panjang mengkonsumsi makanan cepat saji: