Hampir sebagian besar Gen Z terbiasa mengobrol dengan orang lain melalui pesan chat. Budaya berkomunikasi dengan chat memang jauh lebih santai sehingga siapa pun bisa menyampaikan pesan secara bebas ketika berinteraksi.
Tapi ternyata, hal ini membuat sebagian orang menjadi cemas jika sewaktu-waktu mereka menerima panggilan telepon.
"Rasa cemas saat berbicara di telepon adalah hal yang sering kami temui," ujar Liz Baxter, penasihat karier di Nottingham College, Inggris, kepada BBC.
Dia menambahkan, "Banyak anak muda tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara lewat telepon."
Tanda kecemasan emosional ini juga membuat para gen Z yang kerap menunda atau menghindari panggilan telepon karena merasa gugup.
Bahkan, gejala fisiknya pun bisa ikut muncul seperti perasaan mual, detak jantung meningkat, napas pendek, pusing dan sebaainya. Menurut penelitian terbaru megatakan jika ketakutan dari panggilan telepon ini juga berkaitan dengan gangguan kecemasan sosial.
Itu sebabnya, perilaku mereka yang tidak nyaman inilah yang membuat beberapa orang menganggap mereka punya perilaku gak sopan. Karena mereka sangat sulit jika dihubungi melalui telepon.
Studi yang dilakukan Nottingham College tersebut juga menemukan anak muda di bawah usia 27 tahun cenderung lebih nyaman berkomunikasi lewat teks atau media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat daripada berbicara langsung melalui ponsel. Terutama dalam situasi kerja atau hubungan asmara.
Karena besarnya ketidaksukaan mereka, banyak kaum gen Z yang kemudian memilih menjalin asmara hanya melalui chat.