Bikin Merinding! Perut Pria Ini Berisikan 452 Benda Logam

Bikin Merinding! Perut Pria Ini Berisikan 452 Benda Logam

Belum lama ini, sebuah rumah sakit bernama Imam Khomeini, di Ahvaz, Iran, mendapati kasus yang sangat aneh dari pasien seorang pria. Ia diketahui datang ke RS dan mengeluh mengalami nyeri perut hebat, muntah dan intoleransi dengan berbagai makanan. 

Temannya menyebut jika pria 36 tahun itu punya riwayat menean benda logam secara bertahap dalam 3 bulan terakhir. Kasus ini dipublikasikan di Journal of Medical Case Reports.

Pasien kemudian melakukan tindakan X-ray untuk melihat kondisi tubuhnya. Dan betapa terkejutnya, dokter menemukan adanya 452 benda logam yang bersarang di perut pria tersebut. Ada kunci, baut, mur hingga sekrup.

"Pasien memiliki indeks massa tubuh (IMT) 19,5 kg/m 2. Rontgen abdomen pasien menunjukkan banyak benda logam di lambungnya. Selama endoskopi, banyak benda asing ditemukan di antrum lambung, yang menyebabkan obstruksi saluran keluar lambung," demikian keterangan dari jurnal tersebut, dikutip Selasa (20/8/2024).

Hasil rontgen pria yang memakan benda logam (via Journal of Medical Case Report)

Setelah tahu adanya benda-benda logam itu, dokter langsung melakukan tindakan operasi. 

"Sebanyak 452 sekrup, paku, mur, kunci, batu, dan potongan logam lainnya yang beratnya dua kilogram dan sembilan ratus gram dikeluarkan dari lambung," keterangan jurnal tersebut.

"Selanjutnya, area lain dari usus halus, usus besar, dan esofagus distal diperiksa, dan tidak ditemukan benda asing. Sinar-X intraoperatif memastikan tidak adanya benda asing, dan lambung diperbaiki dalam dua lapisan," lanjut keterangan.

Usai melakukan operasi, sang pasien mengalami kondisi yang stabil bahkan tidak ada pendarahan. Pada hari ketiga, pasien pun mulai mengkonsumsi makanan cair. Ia dirujuk psikiatri untuk mencari tahu kondisi kejiwaannya. Hasilnya, pria di Iran tersebut didiagnosis gangguan jiwa psikosis.

"Pada hari ketujuh pascaoperasi, kondisi umum pasien membaik, sehingga ia dipindahkan ke bangsal psikiatri. Dua minggu kemudian, pasien kembali ke klinik bedah untuk evaluasi, yang menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi, pendarahan, atau masalah sistem pencernaan," imbuh jurnal.

"Pasien dipantau oleh dokter spesialis gastroenterologi melalui endoskopi dan kunjungan rutin ke layanan psikiatri," lanjut lagi.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"