Kebahagiaan itu sebenernya abstrak. Ukuran kebahagiaan setiap orang juga beda-beda gengs. Ada yang bahagia banget setiap mendapat momen-momen kecil. Ada juga yang bahagia banget dapet duit segepok di pinggir jalan, misalnya.
Selain itu, ada juga lho orang yang bahagia setelah mereka merasa mendapat pencerahan. Padahal mungkin sebelumnya, dia merasa kusut nggak karuan mikirin persoalannya sendiri. Ada juga lah yang bahagia melihat mantan udah punya calon~ hehehe.
Di balik itu, para ilmuwan cenderung melihat ini sebagai sesuatu yang berbeda. Para ilmuwan percaya bahwa kebahagiaan dapat dikendalikan berdasarkan bagaimana orang itu menjalani kehidupannya.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa temuan besar tentang ilmu kebahagiaan. Katanya, hal itu bertentangan dengan pemahaman banyak orang tentang gimana cara kita menemukan perasaan senang itu sendiri.
Dilansir dari Kompas.com, simak deh, 5 situasi ini bikin kita salah paham tentang kebahagiaan.
1. Punya banyak uang
Punya banyak uang tuh gak ngejamin bahagiak (independent.co.uk)
Sebutlah kalian punya kerjaan yang asik, dan gajinya juga gede. Kalian bisa aja bahagia akan hal itu. Tapi ternyata, itu nggak serta merta meningkatkan kebahagiaan kalian gengs.
Beberapa penelitian ekonomi menemukan bahwa gaji yang besar emang bikin kita lebih aman. Kalo udah aman, kita jadi tenang. Padahal, rasa senang itu bukanlah bagian dari kebahagiaan.
Jadi, banyak uang itu emang aman, tapi belum tentu kita bisa bahagia.
2. Dikasih hadiah
Mending ngasih atau dikasih gengs? (mentalfloss.com)
Apa sih perasaan kalian pas dikasih hadiah tertentu oleh teman, sahabat, orang tua, atau pasangan? Seneng lah ya, bahagiak gituh. Namun menurut sebuah riset, orang yang membeli dan membungkus hadiah justru mendapatkan kebahagiaan lebih banyak ketimbang orang yang menerimanya.
Sebuah penelitian tahun 2008 lalu menemukan bahwa tingkat kebahagiaan orang akan meningkat saat dia menghabiskan uang untuk orang lain. Ya, bukan buat diri sendiri.
Sementara penelitian tahun 2013 juga menunjukkan hal yang sama. Bahkan hal itu diterapkan pada orang-orang di 136 negara. Kemudian penelitian tahun 2017 menunjukkan hubungan antara kemurahan hati dan kebahagiaan. itulah yang membuat manusia maju sebagai makhluk sosial.