Terungkap! Ini Asal Usul Mie Yamin Yang Jadi Perdebatan, Bukan Dari Bandung Atau Yogyakarta

Terungkap! Ini Asal Usul Mie Yamin Yang Jadi Perdebatan, Bukan Dari Bandung Atau Yogyakarta
Kedai Mie Ayam Suwandi, Cirebon (Liputan6)

Berawal dari menjajakan dengan gerobak pikul dan menawarkan keliling kampung, kini Suwandi sudah membuka gerai dan memiliki lima gerobak mie yamin untuk dijual keliling oleh karyawannya. Suwandi sendiri baru menekuni usaha tersebut di tahun 1965. Dia meneruskan usaha warisan keluarganya.

Dikutip dari Liputan6, awalnya Suwandi ikut orangtuanya berjualan mie yamin. Di mana, sang ayah ketika itu membantu usaha kakaknya yang menikah dengan keluarga peranakan Tionghoa. Namun akhirnya, usaha tersebut diteruskan kepada Suwandi dan diturunkan lagi pada anak-anaknya sampai saat ini.

Wandi mengaku saat itu seluruh proses produksi mie yamien dibuat manual. Bahkan, mi terbuat dari beras yang ditumbuk halus bernama mi sua bukan dari tepung terigu seperti saat ini. Setelah ditumbuk halus, beras kemudian dirajang sampai menjadi mie. Demikian juga bakso dibuat dengan cara manual tanpa mesin.

Mie Yamin Linggarjati Bandung (GoTravelly)

Namun seiring berjalannya waktu, Suwandi mengaku ada perubahan rasa dari mie yamin yang dijual dulu dan sekarang. Dahulu rasa mie memiliki rasa asin dan tidak terlalu manis karena dibuat dengan tumbukan beras. Selain itu, dulu mie yamin juga dimasak menggunakan arang. Meski begitu, Suwandi mengatakan cita rasa mie yamin miliknya tidak berubah.

Mie yamin kemudian ditawarkan di Bandung, salah satu yang legendaris adalah Rumah Makan Linggarjati yang ternyata juga berdiri di tahun 1950-an. Sajian yamien di sini sangat nikmat dengan topping olahan ayam manis gurih. Setelahnya, ada Mie Naripan yang sudah berdiri sejak tahun 1965-an. Menu yang ditawarkan sangat beragam, ada yamin asin maupun yamin manis.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"