Misteri Hutan Karet Part 16 (Sungai)

Misteri Hutan Karet Part 16 (Sungai)

"AAAAaaaa...!"

Suara Logi terdengar semakin dekat, tebakanku sekitar 50 meter lagi di depan.

Pak Witan terus berlari di posisi paling depan, sementara aku dan Mardian masih juga tetap mengekor dari belakang.

Tiba-tiba Pak Witan berhenti, serentak aku dan Mardian-pun juga ikut berhenti.

"Awas! Pelan-pelan! Ini ada jembatan kayu! Seru Pak Witan kepada kami dengan nada keras. Untunglah saat itu kami sudah berhenti. Kamipun melanjutkan dengan berjalan pelan ke arah beliau.

"Lihat di bawah sana, ada sungai! Kata Pak Witan seraya menunjuk.

Ilustrasi (ronymedia.wordpress.com)

Kamipun segera menoleh. Benar, ternyata dibawah sana ada sungai yang selebar 10 meter. Jembatan itu cukup tinggi, jarak antara jembatan tersebut dengan permukaan sungai mungkin sekitar 15 meter. Jarak yang setinggi itu cukup membuat aku dan Mardian sedikit ragu untuk menyeberanginya.

Air sungai itu nampak keruh. Namun alirannya nampak pelan sekali, tidak juga begitu berisik. Kata orang, sungai yang diam itu bisa menghanyutkan. Kami harus berhati-hati.

Tanpa aba-aba si hitam malah sudah berlari pelan menyeberangi jembatan, aku tidak bisa lagi menahannya, karena posisinya cukup jauh dari jangkauan tanganku.

Aku kemudian melemparkan lampu oborku itu ke seberang jembatan, dalam sekejap semua pun dapat terlihat dengan jelas. Ternyata di seberang sana ada sedikit takah anak tangga yang naik. Dan di atas sana, terlihat pula sebuah lorong yang mengarah jauh ke dalam sana.

"Bagaimana? Begitu tanyaku kepada Pak Witan.

"Kita harus menyeberanginya satu persatu" begitu jawab beliau.

Mardian mengambil posisi paling depan, sepertinya dia akan menjadi orang pertama yang akan menyeberangi jembatan tersebut.

Dia mulai berpegangan pada gagang jembatan yang sudah lapuk dimakan ulat, lalu kemudian dengan pelan melangkahkan kaki. Dia terlihat sangat teliti dan berhati-hati, karena bila sedikit saja dia salah injak, maka dia akan jatuh kedalam sungai.

Kini Mardian sudah hampir sampai di bagian tengah jembatan, sementara aku malah berdiri sambil menggigit jari. Aku benar-benar tegang pada saat itu. Sedikit demi sedikit, akhirnya Mardianpun berhasil sampai di ujung jembatan dengan selamat.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"