Horor Twitter: Beranak Dalam Kubur Part 2 (Final)

Horor Twitter: Beranak Dalam Kubur Part 2 (Final)
Ilustrasi (Bookmyshow.com)

Aku tak rela Imah meninggal, apalagi kandungnya sudah membesar. Tinggal menghitung hari Imah akan melahirkan.

Aku meminta salah satu dari mereka mengantarkanku ke kuburan Imah. Ternyata benar. Ada batu nisan yang bertuliskan nama Istri tercinta.

Aku kembali menangis dan memilih untuk tinggal. Aku ditinggal sendiri.

Tak terasa matahari mulai terbenam.

tetapi, aku enggan meninggalkan kuburannya dan memilih untuk bermalam di sini. Tidur disebelah kuburan Imah.

Singkat cerita ... .

Malam ini adalah malam ketiga aku tidur disebalah kuburan Imah.

Pukul 02.00 dini hari terdengar suara bayi menangis.

Aku mencari asal suara tersebut.

Suara itu terdengar dari dalam kuburan Imah.

Aku langsung berlari, meninggalkan kuburan dan menuju tempat pos kamling. Disitu ada 2 orang tengah berjaga. Aku mendekati kentongan dan memukulnya beberapa kali.

Dua orang tersebut bingung dan mencoba bertanya. tetapi, aku tak menghiraukannya.

Aku terus memukul dan warga pun mulai berkumpul.

Warga bertanya-tanya, mengapa aku memukul kentongan tersebut.

Aku menjelaskan kejadian kejadian aneh di kuburan Imah dan mereka tertawa. Mereka kira aku hanya membual dan ada pula yang bilang kalau aku sudah gila.

"Kalau kalian tak percaya. Ayo, kita bongkar kuburannya." ujarku.

Warga terdiam dan mereka saling menatap. Beberapa dari mereka memilih pulang dan beberapa masih ada di sini.

Aku meminta izin Kades untuk membongkar kuburan Imah. tetapi, dia menolak.

Bu Rani pun ada disitu. Aku juga meminta izin dari dia. Bu Rani hanya menggelengkan kepala sambil menangis.

Tak ada satupun dari mereka yang mau percaya.

Aku pun berlari pulang untuk mengambil cangkul.

Warga yang masih ada disitu mengejarku.

Cangkul sudah aku dapatkan dan bergegas pergi ke area pemakaman. Tampak beberapa warga masih mengejar.

Tiba di kuburan tempat Imah dikebumikan.

Aku mencangkul kuburan tersebut. Warga yang sudah menyusul mencoba menghentikanku. tetapi, mereka tiba-tiba terdiam kala mendengar suara bayi menangis.

Sebagian ada yang lari ketakutan dan sebagian ada yang tinggal. Aku terus mencakul.

Aneh, aku melihat Imah duduk selonjoran di atas ranjang tidur. Tangannya memegang bayi yang masih merah.

Kejadian tersebut membuatku dan orang yang melihatnya kaget tak percaya. Siapa yang membantunya melahirkan dan siapa pula yang meletakkan ranjang didalam kuburannya?!

Warga membantuku mengangkat keduanya.

Tatapan Imah kosong. Dia seperti boneka yang tak punya ekspresi.

Ilustrasi (Dream.co.id)

Tali pocong yang mengikat kaki dibuka. Imah bisa berjalan. Aku menggendong sang buah hati. Sedangkan Imah berjalan disampingku.

Hari berganti hari. Tatapan mata Imah tak kunjung berubah. Dia masih menatap kosong dan tak berbicara satu patah kata pun.

Rumah pun jadi ramai. Setiap hari banyak warga yang berkunjung.

Tepat hari ketiga. Imah kembali meninggal, begitu pun dengan si bayi. Kali ini aku ikhlas melepas kepergiannya. Kita kembali menguburkan jasad Imah ditempat yang sama. Sedangkan kuburan si kecil, berada disampingnya.

Tamat....



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"