Akhirnya setelah perjanjian disepakati akhirnya nelayan itu dibebaskan oleh Puteri Bunian. Ritual proses pembebasan itu memakan waktu 3 hari lamanya. Sejak saat itu masyarakat pesisir di kawasan itu sering memberikan persembahan kepada penguasa laut dengan memberikan makanan-makanan sembari menyanyikan lagu ulek mayang sembari menari.
Ada juga yang percaya bahwa ulek mayang merupakan lagu dan tarian yang memiliki daya mistis. Seorang bercerita bahwa pernah mendapatkan gangguan ketika sedang bernyanyi lagu itu, Kisahnya ia bagikan dalam situs aerill.com. “Aku dan kawan-kawan aku macam biasa melepak sambil bermain gitar di sebuah pondok tepi sawah.
Kami menyalakan unggun api dan bakar ubi kayu dan ubi keledek untuk dimakan. Sedang asyik kami bermain gitar sambil bernyanyi dan makan ubi serta keledek bakar, salah seorang daripada kawan aku meminta supaya kami mendendangkan lagu ulek mayang,” tulisnya.
Setelah menyanyikan lagu itu konon orang tersebut melihat sosok putih muncul di dekat mereka berkumpul. pa benda itu??” sambil tangannya menunjuk ke arah sawah padi. Kami semua tengok ke arah “Kami nampak ada ‘sesuatu’ berpakaian putih yang semakin lama semakin dekat dengan pondok yang kami duduk. Dalam keadaan panik itu, kami melihat arah tepi pondok juga ada makhluk itu. Dari arah kanan pun sama, ada juga. Masa itu, kami ingat nak lari ikut belakang tapi baru saja nak buka langkah seribu, tengok-tengok arah belakang pun ada makhluk itu. Ada 5 makhluk semuanya yang tengah mengepung kami,” cerita orang tersebut.