Tepat di depan Alas Gumitir, terdapat patung selamat datang seorang penari gandrung sebagai bentuk simbol menyambut kedatangan tamu. Menurut sejarah, para penari di tempat-tempat tersebut menghibur para pekerja VOC pada zaman dahulu.
Para penari tersebut juga merupakan persembahan kepada penunggu alas untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Namun, tak sedikit dari mereka yang justru dijadikan tumbal.
Mirip seperti di cerita, posisi patung penari di Alas Gumitir Banyuwangi juga sering kali berubah posisi.
2. Area Kuburan di Belakang Tapak Tilas
Berdasarkan penelusuran @tasya.vayrs lewat fitur Google Earth, terlihat jelas di tengah Alas Gumitir terdapat pemukiman kecil yang di dekatnya ada petilasan bernama Maha Resi Markandeya.
Tepat di belakang tapak tilas itu terdapat bangunan yang arahnya berbeda dengan pemukiman arah, bangunan tersebut kemungkinan adalah area kuburan yang merupakan makam anak perempuan yang dijadikan tumbal oleh warga desa.
Hal itu sama juga seperti yang diceritakan penulis bahwa di depan area kuburan terdapat sinden atau mata air tempat para penari mandi, tak jauh dari tapak tilas.
3. Pasar Ghaib
Di Alas Gumitir juga terdapat pasar ghaib yang sebenarnya hanya bisa dilihat oleh orang-orang terntentu. Sama seperti cerita Wahyu dan Widya yang sempat singgah di sebuah tempat ramai dengan alunan musik gamelan.
Lebih lanjut, @tasya.vayrs mengungkapkan bahwa di kota Banyuwangi ada dua alas yakni Alas Gumitir dan Alas Puwo. Di antara keduanya, hanya Alas Gumitir yang terdapat pemukiman di dalamnya dan memiliki tempat-tempat yang sama dengan yang dikisahkan dan diyakini sebagai lokasi asli kejadian KKN tersebut.
Itu tadi dugaan sekaligus bukti kuat bahwa KKN di Desa Penari ada di Alas Gumitir Banyuwangi.
Gimana ges, berani datang ke lokasinya gak?