Curhatan Horor: Aku yang Hampir Terbunuh Karena Teluh

Curhatan Horor: Aku yang Hampir Terbunuh Karena Teluh

Kali ini paragram bakalan bagikan curhatan horor dari akun Facebook bernama 'Hakam Ahmed El-Chudrie' yang memiliki kisah seram karena hampir terbunuh gara-gara yang namanya teluh. Langsung aja kita simak dari sudut pandang pengarang.

Curhatan horor

Curhatan horor Ilustrasi (Harapanrakyat.com)

Kisahku yang hampir terbunuh oleh teluh atau apalah namanya.

Ini kisah nyata yang aku alami di tahun 2010. Waktu itu aku baru lulus kuliah dan punya cewek yang sudah aku pacarin dari tahun 2007. Karena kelengahanku, cewekku direbut orang dengan menggunakan mahabbah atau pelet. Dia seperti tidak bisa menolak waktu dilamar.

Meski begitu kami masih berhubungan. Suatu hari aku tlp dia dan ternyata yang ngangkat tunangannya itu. Kami berbincang, namun dari nadanya sepertinya dia benci padaku, ya wajarlah.

Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian rumahku sering mendapat kiriman, mungkin bisa dianggap santet. Padahal itu bulan puasa. Bisa dikatakan hampir sering, bisa seminggu 3-4 kali. Gentengku seperti ada yang melempari kerikil ditengah malam. Atau aku mencium bau bunga melati dirumahku. Bahkan aku pernah mencium bau prengus (bahasa jawa), ini bukan jin sembarangan yang dikirim.

teluh (Mistisku.co)

Namun dari semua kiriman itu tidak ada yang bisa masuk ke tubuhku, karena aku juga punya amalan dari guruku. Hanya auranya saja yang bisa menyentuhku, meski hanya aura bisa buat tubuhku sakit panas dingin. Kalau sudah begitu aku pergi ke rumah guruku untuk dibersihkan dan dipagarin tubuhku.

Pernah suatu malam aku merasakan angin dingin berhembus ke tubuhku, spt hembusan ac, dingin sekali. Akupun kedinginan dan tubuhku terasa panas, panas bercampur dingin. Aku selimutin masih terasa dingin. Ganti posisi juga sama. Akhirnya aku baca wirid buat pager tubuh, alhamdulillah sudah bisa kembali normal, namun paginya aku sakit panas dingin. Sorenya aku pergi ke rumah guruku, dilihatnya aku lalu tubuhku dibersihkan. Beliau cuma bilang kalau aku disantet tapi tidak bisa masuk namun hanya terkena auranya. Lalu aku diberi amalan wirid untuk mempertebal pagarku, disamping beliau juga memantauku.

Berselang beberapa hari, aku ingat hari itu malem selasa. Sehabis mengantar temenku melamar pacarnya aku pulang. Sampai dirumah jam 9.30 malam. Aku main komputer sebntar lalu tidur, sialnya karena kecapekan aku tidak baca wirid pager tubuh sebelum tidur, padahal biasanya aku baca, saat itu aku berpikir sudah agak aman kondisinya.

Sekitar pukul 1 tengah malam, aku seperti setengah sadar. Tiba-tiba disampingku sudah berdiri 6/8 sosok lelaki. Aku tidak kenal siapa mereka. Tubuhnya besar-besar. Masing-masing dari mereka memegangi tubuhku. Kakiku dipegang 2 orang, tangan kanan kiri 2 orang, tubuhku 2 orang dan juga ada yang megangin kepalaku.

Aku hanya bisa melihat mereka. Dengan satu aba-aba mereka seperti menarik nyawaku, aku lihat nyawaku melayang tapi utk yang diposisi hati tidak bisa lepas dari tubuhku, seperti ada pasaknya, sehingga masih menempel kuat. Waktu itu, secara otomatis kalau aku dalam bahaya gaib hatiku biasanya langsung berdzikir, meski tidak aku perintah.

Mereka tidak kuat mencabutnya. Lalu dikembalikan lagi nyawaku. Lalu diangkat lagi oleh mereka, dan kejadian yang sama juga berulah, bagian hati masih menempel. Akhirnya salah satu dari mereka, mungkin ketuanya bilang,

"Abot iki, wis ayo bali wae."

(Berat ini, ayo kembali saja).

Akhirnya mereka semua menghilang dan akupun terjaga. Nafasku ngos-ngosan disertai rasa takut krn hampir mati. Setelah itu akupun baca wirid pager tubuhku kemudian aku tidur lagi.

Malamnya aku pergi ke rumah guruku. Aku ceritakan kejadian yang menimpaku. Guruku marah, karena beliau juga masih termasuk pak dheku. Dicari siapa pelakunya dan tak butuh lama langsung ketemu. Palakunya dari perguruan X di daerah Pati. Pati itu terkenal daerah dukun kalo ditempatku. Karena marah guruku sampai bilang,

"Nanti kalau gurunya gak terima, aku makan sekalian gurunya."

Rasa hatiku juga marah sebenarnya. Hanya karena masalah perempuan sampai segitunya. Ingin juga rasanya aku membalasnya, biar dia merasakan apa yang aku rasakan, tapi guruku tidak memperbolehkan. Aku hanya disuruh bertahan tidak boleh menyerang.

Selang satu minggu aku ke tempat iparku, yang juga ahli begituan. Aku ceritakan semua, dan hasil terawangannya juga sama dengan guruku. Cuma iparku bilang, dia itu minta bantuan pada temennya yang di perguruan X utk mencelakaiku. Dan itu akan terus dia lakukan hingga aku mati, ngarah pati kalau istilah jawanya. Lalu iparku ngasih amalan, minta keadilan Allah, biar Allah yang ngurus. Kalau tidak mati maka dia akan terkena penyakit parah yang tidak bisa disembuhkan.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"