Cerita Pengalaman Diganggu Setan: Akibat Pembalut Bekas

Cerita Pengalaman Diganggu Setan: Akibat Pembalut Bekas

Kali ini ada cerita pengalaman diganggu setan yang misterius banget. Kamu boleh membaca dengan syarat kudu fokus ya. Selamat membaca.

Cerita pengalaman diganggu setan- Akibat Pembalut Bekas

Aku masih di kamar. Sudah dua minggu ini mendekam di sini karena makin tersebarnya virus yang mematikan. Dengan bekal seadanya, kuharap bisa bertahan.

Kalau kehabisan, aku akan puasa, itung-itung menurunkan berat badan.

Malam ini aku hanya berselancar di dunia maya, setelah seharian menulis mengikuti lomba di sebuah grup literasi.

Ilustrasi (TecnoBabele.co)

Facebook sepertinya jadi dunia yang senang kukunjungi akhir-akhir ini. Melongok drama demi drama yang selalu saja muncul setiap menitnya membuat hidup sedikit lebih berwarna.

Tiba-tiba notifikasi dari aplikasi si biru berdenting. Pesan masuk melalui messenger.

"Hai, boleh kenalan?"

Kucek profilnya, penuh dengan foto pria di tempat gym. Satu dua poto menunjukan dada bidang yang penuh bulu. Oh, darahku berdesir hebat.

"Boleh. Di mana?" Kubalas pesannya demi rasa yang tiba-tiba ada dalam dada.

Tring!

Satu pesan masuk lagi.

Ilustrasi (ShopBack.sc)

Kubuka dengan jantung berdebar.

"Senang bisa mengenalmu. Aku Aria, Cantik."

Hmm aku tersipu. "Makasih. Aku Agra." Kubalas dengan cepat.

Baca juga: https://paragram.id/horor/pengalaman-mistis-di-rumah-hantu-anak-kecil-15127

"Aku tahu. Dan kamu cantik dengan kaos merah itu."

Deg. Dari mana dia tahu kalau aku memakai kaos merah?

"Kok tahu?" tanyaku, masih di messenger.

"Karena aku ada di belakangmu!"

Secepat kilat kepalaku menoleh, tetapi tidak ada siapa pun di kamar ini.

"Jangan becanda. Di rumah, aku sendirian, lho."

"Aku tahu. Dan aku memang ada di belakangmu."

Aku menoleh lagi. Sialan! Bulu kudukku meremang. Segera aku duduk dan merapatkan diri pada dinding kamar. Mirip cerita pengalaman diganggu setan aja....

"Sekarang kita berhadapan. Kamu memang cantik!"

Mataku nyalang memandang sekeliling. "Not funny, Dude."

Tring.

"Yeah, it's funny to see your face"

Hmm ... kureguk minuman dalam gelas, lalu membalas lagi. "So, kamu di mana?"

"Aku di dalam gelas," balasnya.

Sedikit parno, kuintip isi gelas biruku dan kulempar seketika ketika kulihat kecoa di dalamnya!

Airnya muncrat di lantai.

"Jangan becanda. Tidak lucu!"

"Baiklah, aku pergi dulu." Begitu katanya di messenger.

"Pergi ke mana?"

"Menjauh dari kamar ini."

Bulu kudukku semakin meremang seketika tatkala pintu kamar terbuka dan menutup sendiri.

Aku mengucek-ucek mata, memastikan kalau ini hanya halusinasiku saja.

"Masih belum percaya?" Begitu pesannya kemudian. "Keluarlah, lihat bingkisan di depan pintu."

Sialan! Jantungku makin berdegup kencang, tetapi rasa penasaran membawaku ke arah pintu. Dengan tangan sedikit gemetar, aku membukanya dan ... tampak sebuah kotak kecil di lantai.

"Itu dariku. Sebagai salam perkenalan."

Mataku berkeliaran lagi, jangan-jangan memang di rumah ini ada orang asing. Penyusup, atau ....

Kuambil kotak itu dan membukanya. Aroma amis darah langsung menguar dari sana. Ish, kulempar seketika sampai isinya terlempar keluar.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"