Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 3 (Riko)

Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 3 (Riko)

Hai penggemar horor, apakah kalian pengen baca-baca ceritanya hantu dari pengarang kisah horor legendaris KKN Desa Penari yang ngeri banget itu.

Kali ini di cerita hantu berserinya ada yang berjudul "Padusan Pituh" seperti apa kengeriannya? Yuk kita baca bareng-bareng gengs.

  • Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 2

"Codro meniduri setiap janda, saat bapakmu mati, ibuk.." ibu Mira mulai menangis, 

Lindu mendekati Mira dan ibu, "nek aku metu, Dayohe bakalan ngaleh" (kalau aku keluar, tamu yangdatang akan pergi)

Ilustrasi (plus.kapanlagi.com)

Mira menatap adiknya, mencengkram tangannya, "jangan!! ibuk belum menjelaskan semuanya" "apa itu Rogot nyowo dan apa hubungannya?" 

"Rogot Nyowo iku sumpah wong pitu nang persekutuan keluarga, ben keluarga nduwe ingon lan kutukane dewe-dewe, sak iki, onok balak sing nggarai getih pituh kepecah, kabeh keluarga podo masang awak kanggo ngindari sumpah Rogote dewe-dewe" 

(Rogot nyowo adalah sebuah sumpah dari 7 orang yangbersekutu, keluarga besar, yang semuanya punya peliharaan dan kutukannya sendiri-sendiri, sekarang, bencana yang membuat 7 darah terpecah, membuat semua keluarga pasang badan untuk menghindari sumpah mereka sendiri-sendiri).

mendengar penjelasan itu dari ibunya, Mira lantas memeluk Lindu, "tetap saja, dia ini anakmu, gak seharusnya di serahkan" saat Mira mengatakan itu, ia ingat, anak-anak perempuan di luar rumahnya, jangan-jangan, Lindu menatap Mira, ia mengangguk "mereka milik Codro mbak".

Mira memeluk ibu dan adiknya, menjaga mereka dari teriakan yang terus menerus memanggil "Benggolo!!" sampai tiba-tiba suara mereka hilang, lenyap.. semuanya, menjadi hening. sunyi.. 

sebelum, Lindu menggigit lengan Mira hingga robek, dan mencengkram kepala ibunya yang masih mengenakan mukenah, membenturkannya ke meja sembari berteriak keras-keras, "Wedokan goblok!!" (perempuan bodoh!!)

Mira meringis, melihat adiknya terus menerus menghantamkan kepala ibunya.

suara Lindu terdengar berat layaknya suara seorang lelaki tua, ia terus menerus menghantamkan kepala ibunya sebelum Mira menarik kerah bajunya, menghantamkannya ke lantai dan mencekik leher Lindu, ia melihat adiknya meronta-ronta, namun Mira terus mencekiknya.

butuh waktu sebelum Mira benar-benar sadar atas apa yangia perbuat, ia melepas Lindu, berlari keluar rumah dan berteriak keras sampai tetangganya berkumpul dan menyaksikan semua itu..

Ilustrasi (boombastis.com)

Mira beruntung, malam itu, tidak ada yang meninggal meski ibunya tidak sadarkan diri.. 

"aku gak percaya sih sama cerita begitu" kata Riko, ia datang setelah Mira menelponnya.

"Codro!!" "itu nama samaran atau bagaimana? banyak orang yangpunya nama itu?" sahut Riko mengingatkannya,

Mira hanya diam, ia masih terbayang adiknya.. sampai Riko mengatakannya, 

"adikmu sejak dulu aneh kan" "gimana, kalau adikmu di ruqiah saja. aku kenal orang yangbisa bantu, itu kalau kamu mau, sekaligus, menghindarkan adikmu dari ibumu?"

Mira menatap Riko, sebelum mengangguk, esok hari, saat semuanya kembali normal, Lindu harus dibawa 

sebelum Mira pergi dan melihat kondisi rumahnya yangpenuh dengan tetangga yangmembantu, Riko kembali memanggilnya, "Mir, Rogot nyowo yangkemarin aku tanyakan, aku sudah ingat"

Mira berhenti untuk mendengarkan, ia melihat Riko,

"dulu aku punya kenalan yang pernah sebut Rogot nyowo" 

Riko menatap Mira, "namanya, Dela Atmojo, tapi sudah lama aku gak pernah melihatnya lagi. nanti kalau ketemu dia, aku akan tanyakan maksud kalimat itu"

Mira diam, ia mengulangi nama itu "Dela Atmojo" 

darah di lengan Mira masih mengalir, ia menutupnya dengan potongan kain yangia temukan, rumah masih ramai dengan tetangga yangberkumpul. Mira menatap ke sekeliling, menemukan Lindu yang di ikat seperti pencuri di pasar-pasar, "buk" kata Mira menatap ibunya, "Lindu biar ku bawa".



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"