Hai penggemar horor, apakah kalian pengen baca-baca ceritanya hantu dari pengarang kisah horor legendaris KKN Desa Penari yang ngeri banget itu.
Kali ini di cerita hantu berserinya ada yang berjudul "Padusan Pituh" seperti apa kengeriannya? Yuk kita baca bareng-bareng gengs.
Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh
mentions "gue inget, malam itu, gue lagi mau tidur. lampu kamar udah gue matiin, di luar turun hujan gede" "tiba-tiba.. gue denger suara pintu kamar di buka, karena gue penasaran, gue turun dari tempat tidur, gue jalan sampe pintu kamar, pas gue intip, ada nyokap gue, wajahnya.. kaya orang bingung
mentions "gue udah mau buka pintu kamar, tapi.. tiba-tiba, nyokap gue masuk ke kamar itu" "awalnya gue pikir selesai, toh dia berdiri di kamar adik gue, namanya.. Linduu" "pas gue mau balik ke tempat tidur, tiba-tiba, gue denger suara Lindu teriak kenceng!!" "nyokap mau bunuh anaknya sendiri!!"
mentions "gue lari, di ikuti orang serumah" "lo tau apa yang terjadi disana?" wanita itu menatap semua orang yang melihatnya bercerita.
"nyokap cekik anaknya, iya, anaknya yang masih umur 7 tahun!!" wanita itu tertawa sembari bercerita, membuat semua yang mendengarnya merasa tidak nyaman.
mentions "nyokap gue sakit!! SAKIT BANGET!! padahal, dulu dia gak begitu, sebelum kedatangan yang kata nenek gue, rumah gue kedatangan Dayoh Rencang!!" wanita itu menunggu, ia melihat ekspresi semua orang, namun, tampaknya tidak ada yang mengerti maksud ucapannya. ia masih menunggu.
mentions seorang lelaki berewok lantas bertanya pada wanita yang masih tenang duduk, senyumnya ganjil. "Dayoh rencang itu apa? bahasa jawa ya?"
wanita itu tersenyum "gue dari jawa, tapi gue gak bisa bahasa jawa, tapi.. kata teman jawa gue, itu istilah kuno, bukan bahasanya namun"
wanita itu seperti tidak mau melanjutkan ucapannya, namun ekspresi penasaran semua orang yang menunggu cerita itu di lanjutkan masih bertanya-tanya, "Dayoh Rencang memiliki makna simbolis yang sudah lama tidak pernah disebut lagi, makna filosofis dari datangnya, hantu anak-anak!"
"hantu anak-anak, maksudnya?!" tanya salah satu pendengar,
"nyokap gue mendapat pesan dari hantu anak-anak itu, dia bilang, Lindu itu" "ANAK SETAN!!" "mereka datang, buat jemput Lindu"
"sekarang bayangin ekspresi nyokap lu ngatain SETAN sambil nyekik darah dagingnya sendiri"
"tapi satu yang gue inget!!" "nenek gue mengatakan sesuatu yang bener-bener ganggu pikiran gue sampe saat ini"
"apaan?" tanya lelaki berewok itu lagi.
"PADUSAN PITUH" "karena selepas kejadian itu, nyokap gue di pasung, sampe akhirnya mati karena gigit lidahnya sendiri"
"diakhir hidupnya, dia menulis sebuah nama. CODRO BENGGOLO dan ANGGODO kudu nerimo ROGOT NYOWO!!"
"cuk!!" bisik seorang lelaki, "ngedongeng teros, ibuk mateni anak lah, ibuk mati bunuh diri lah, pancen seneng nggarai wong keweden!! Mir, Mira" (dongeng terus, ibu bunuh anaknya lah, ibu bunuh diri lah, memang paling suka bikin orang takut ya kamu!! Mir, Mira)
Mira, nama itu memang sudah hampir terkenal di kalangan anak-anak yang bekerja di kantor ini, salah satu dari pencerita paling ngawur namun memberi esensi horror lain yang membuat semua temannya tidak bosan mendengar ceritanya, Mira menatap Riko, lelaki di depannya, ia tersenyum,
"gak semua ceritaku karangan!! ada beberapa yang asli, dan kalau aku ngasih tau kamu mana yang asli, kamu bakal lupa caranya kencing di kamar mandi!!"
Riko tidak peduli. "nama terakhir itu, apa.. ROGOT NYOWO!! aku kayak pernah dengar, tapi apa ya? itu ngarang juga?"
Mira, diam.
"Mir, gue minta file kasus orang bunuh diri itu, kirim ke email ya!!" teriak seorang perempuan dari seberang meja, Riko langsung menanggapi, "gak usah ikutan ngomong gue lo, kamu orang jawa, pakai aku aja, dulu pertama kesini malah pake saya kamu!!"
"iya" jawab Mira
Riko yang entah karena memang senggang, tiba-tiba melihat sebuah jurnal di atas meja Mira.
Mira yang kembali menatap layar monitornya membuat Riko secara sembunyi-sembunyi mengambilnya, disana, Riko membuka jurnal itu, didalamnya banyak sekali sobekan dari koran-koran tua.
Untuk apa Mira menyimpan potongan koran tua ini, Riko membuka lembar per lembar, semua tidak ada yang dimengerti oleh Riko, sampai Riko terhenti di salah satu halaman dengan headline "satu keluarga kaya tewas satu persatu akibat Santet kuno" Riko menatap Mira yang belum menyadari.
di samping potongan koran ada kertas kosong, tertulis disana sebuah tulisana yang di coret-coret dengan pena, Riko menatap tulisan itu yang terbaca, "JANUR IRENG!!" sebelum Mira sadar dan menatap sengit Riko dan merebut jurnal itu.
"ASU KOEN, MINGGAT!! usir Mira,
Riko pergi.
Lanjut ke Part 2