Ya begitulah kehidupan ... ada hidup, ada mati. Ada yang datang, dan ada yang pergi juga. Dan, kehilangan orang-orang yang kita sayangi selalu jadi hal yang berat memang.
Nggak gampang gengs melewati hari-hari yang penuh duka itu. Jalan terakhir ya mengikhlaskan mereka. Tapi mungkin mengikhlaskan bukan cara yang dilakukan di sebuah kota di Jepang. Kenapa?
Yak, mereka punya cara unik untuk melepaskan kerinduan mereka kepada orang-orang yang telah meninggalkan mereka. Gimana caranya? Jepang yang segitu majunya tuh punya cara berkomunikasi dengan mereka mereka yang udah meninggal dunia.
Seperti dikutip dari The Strait Times, kalian boleh percaya boleh nggak, mereka membangun sebuah bilik telepon yang diklaim bisa menelepon orang-orang yang sudah meninggal.
Lokasinya ada di Otsuka-cho, Prefektur Iwate. Semenjak kabar ini tersebar, Otsuka-cho dengan cepat menjadi kawasan yang dikunjungi banyak orang. Selain kawasan ini emang kota pelabuhan yang indah juga sih.
Bilik telepon itu kemudian jadi populer banget di sana. Tapi orang-orang yang ke sana tuh datang bukan buat foto-foto. ereka datang ke sana emang untuk menelepon orang mati.
Serem sih emang ... tapi bilik telepon yang terletak di atas bukit itu banyak dikunjungin orang dari berbagai daerah setiap harinya.
Sekitar 10.000 orang datang ke sana untuk menggunakan bilik telepon jadul tersbeut. Orang yang membangun bilik telepon itu bernama Sasaki, yang menyebutnya sebagai telepon angin.
Ya gimana, saluran telepon itu cuma bisa mengirimkan suara si penelepon lewat angin. Bilik telepon itu hanya menyediakan telepon putar jadul berwarna hitam di boks putih itu.
Bilik itu dibangun Sasaki pada 2010 lalu ketika dia kehilangan sepupunya. Dia bangun bilik telepon itu untuk menenangkan rasa sakitnya atas kepergian sepupunya.
Awalnya, bilik telepon itu hanya digunakan Sasaki. tapi sejak Jepang dilanda gempa besar 2011 lalu, Sasaki pun membuka bilik teleponnya itu untuk umum. Dia pun berharap setidaknya orang-orang yang merasakan sakit hati bisa menenangkan dirinya melalui bilik telepon tersebut.
Hingga kini, bilik telepon ini masih banyak digunakan orang-orang untuk "ngobrol" dengan orang yang udah meninggal. Misalnya seorang cucu yang kangen ngobrol dengan kakeknya datang ke sana untuk "ngobrol".
"Tidak peduli seberapa buruknya kenyataan, harapan itu adalah makna hidup, mereka akan selalu ada," kata Sasaki.
Buat kalian yang pengin ke Jepang buat jalan-jalan, kalo kalian merindukan seseorang yang udah meninggal, mungkin bisa nih main ke bilik telepon itu.
Inget deh kata Pak Sasaki tadi tentang harapan, semoga baik ya gengs.