Alas Purwo berada di Banyuwangi, Jawa Timur. Hutan ini merupakan hutan paling besar di Indonesia karena memiliki luas 434 ribu kilometer. Alas Purwo terkenal dengan cerita mistis yang berkembang di kalangan masyarakat, meski Alas Purwo berada di dalam kawasan wisata Taman Nasional Alas Purwo. Berikut 5 fakta unik tentang alas Purwo.
Pantangan
Dikenal sebagai tempat yang dikeramatkan, maka saat mendatangi Alas Purwo jangan sekali-sekali untuk melanggar pantangan. Jika pantangan dilanggar bisa jadi orang itu akan ketiban sial selama berada di Alas Purwo. Beberapa pantangan antara lain soal pikiran buruk atau niat jelek.
Jangan pernah sekali-sekali memiliki niat buruk ketika akan datang ke Alas Purwo. Sebab meski niat buruk ada dalam diri manusia, banyak penunggu gaib di Alas Purwo mengetahui siapa saja orang-orang yang berniat jelek datang ke Alas Purwo.
Satu lagi larangan adalah pengunjung dilarang mengambil atau memetik benda apapun di dalam hutan. Pernah ada kejadian beberapa orang mengalami kesurupan massal karena mengambil sesuatu dari hutan tanpa izin.
Orang Hilang
Karena hutan ini sangat luas dan ditumbuhi pohon yang lebat, tentu akan menyulitkan jika ada orang yang hilang di Alas Purwo. Beberapa kasus orang hilang pernah terjadi di Alas Purwo. Diduga orang yang hilang di Alas Purwo lantaran melanggar pantangan atau melakukan hal tidak baik selama berada di hutan.
Ada yang percaya orang-orang yang hilang tersebut masuk ke portal gaib yang ada di Alas Purwo. Jika benar masuk ke portal dimensi gaib, tentu manusia mana pun akan kesulitan untuk menemukan orang hilang tersebut.
Tempat Pertapaan
Di Alas Purwo terdapat beberapa tempat sakral dijadikan lokasi pertapaan.Di dalam Alas Purwo terdapat banyak gua. Salah satu gua bernama Gua Istana. Gua Istana suka didatangi presiden pertama Indonesia, Soekarno untuk bertapa. Di dalam Gua Istana ada berbagai benda pusaka yang tersimpan sejak dulu.
Di dalam gua itu ada mitos, siapa yang bertapa dan tertidur dan dalam tidurnya bertemu seorang sosok ratu, maka hal baik akan didapatkannya. Sampai sekarang Gua Istana masih didatangi orang-orang yang ingin mencalonkan diri mendapatkan kekuasaan, seperti menjadi pejabat publik, kepala daerah, hingga calon legislatif atau wakil rakyat.