Wow! Ilmuwan Temukan DNA Unik di Tubuh Penduduk Papua Nugini yang Bikin Mereka Kebal Terhadap Penyakit

Wow! Ilmuwan Temukan DNA Unik di Tubuh Penduduk Papua Nugini yang Bikin Mereka Kebal Terhadap Penyakit

Siapa sangka, penduduk Papua Nugini yang telah terisolasi secara genetik selama ribuan tahun, ternyata membawa gen unik yang membantu mereka melawan infeksi.

Penelitian ini juga menemukan bahwa penduduk dataran tinggi dan dataran rendah mengembangkan mutasi berbeda untuk membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda.

Tidak hanya wilayah yang didominasi pegunungan di negara kepulauan ini yang sangat menantang, namun penyakit menular juga bertanggung jawab atas lebih dari 40% kematian.

Oleh karena itu, penduduk setempat harus menemukan strategi biologis dan budaya untuk beradaptasi, yang berarti bahwa populasi Papua Nugini adalah “campuran luar biasa”.

Gen Keturunan Denisovan yang Membuat Penduduk Papua Nugini Kebal

Peta Papua Nugini (sumbersejarah1.blogspot.com)

Manusia modern pertama kali tiba di Papua Nugini dari Afrika sekitar 50.000 tahun lalu. Di sana, mereka kawin dengan Denisovan yang telah tinggal di Asia selama puluhan ribu tahun. Sebagai hasil dari perkawinan silang kuno ini, orang Papua Nugini membawa hingga 5% DNA Denisovan dalam genom mereka.

Dalam studi baru, yang diterbitkan pada 30 April di jurnal Nature Communications, para ilmuwan menganalisis genom 54 penduduk dataran tinggi dari Gunung Wilhelm yang hidup antara 7.500 dan 8.900 kaki (2.300 dan 2.700 meter) di atas permukaan laut, dan 74 penduduk dataran rendah dari Pulau Daru, yang tinggal di sana. kurang dari 330 kaki (100 m) di atas permukaan laut.

Mereka menemukan bahwa mutasi yang mungkin diwarisi penduduk dataran rendah dari Denisovan meningkatkan jumlah sel kekebalan dalam darah mereka. Sementara itu, penduduk dataran tinggi mengalami mutasi yang meningkatkan jumlah sel darah merah mereka, sehingga membantu mengurangi hipoksia di ketinggian. Hal ini bukanlah hal yang aneh, karena orang-orang dari beberapa lingkungan dataran tinggi telah mengembangkan mutasi yang berbeda untuk melawan hipoksia.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"