Meskipun warga baru di Palu. Tili rela mengeluarkan uang sebesar 4 juta untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati, dan bebek untuk memancing buaya.
"Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ungkap Tili.
Di lapangan, Tili menggunakan tali sepanjang 300 meter untuk menangkap buaya berkalung ban.
Namun kini tersisa hanya 100 meter, disebabkan dicuri.
"Pokoknya kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.
"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.
Setiap sore, Tili melempar tali yang sudah diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai untuk memudahkan menarik buaya saat umpan berhasil dimakan.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan.
Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucapnya.
Saat buaya berhasil ditarik ke darat, Tili pun dengan sigap mengikat buaya itu.
"Sempat lepas dua kali dari umpan, nanti setelah magrib baru berhasil," katanya
Tili mengungkapkan dirinya terlebih dahulu menangkap anak dari buaya berkalung ban tersebut.
Setelah berhasil ditangkap, Tili menggunakan gergaji untuk memotong ban yang melilit di leher buaya. Tentu saja dengan bantuan warga lainnya.
Keren banget Pak Tili!!! Semoga kisah bapak bisa menginspirasi banyak orang yaa...