Mahfud MD ternyata punya cerita unik. Saat remaja dulu Menkopolhukam ini suka datang ke kuburan China di Yogyakarta. Kebetulan Mahfud mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Melansir dari kanal YouTube Trijaya FM, Mahfud mengenang masa-masa itu.
“Saya kos di Jogja di rumah sederhana tahun 1974. Tapi lebih mewah kuburan daripada kos saya,” kenang Mahfud. Makanya karena kuburan China di Yogyakarta lebih baik dibandingkan kos-kosan Mahfud, ia memilih untuk tidur di kuburan. “Belajar sampai malam juga di kuburan. Kuburan China kan mewah, sudah ada listrik, bisa dibersihkan,” kata Mahfud.
Mahfud lahir di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Sejak usia 5 tahun Mahfud sudah mendalami agama Islam dengan mengaji. Kemudian umur 9 tahun Mahfud masuk pondok pesantren sembari bersekolah di SD negeri di Madura. “Orangtua maunya saya jadi guru agama, di desa jadi guru agama itu hebat sekali,” terang Mahfud.
Mahfud MD mempunya cerita yang unik. Bahkan nama MD yang menjadi nama belakangnya memiliki arti yang unik. Pada tahun 2019 silam lewat cuitan di Twitter (sekarang X), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menjelaskan asal-usul nama MD dijadikan nama belakangnya.
Mahfud lahir dengan nama Mohammad Mahfud namun tidak memakai nama MD di belakangnya. Saat Mahfud duduk di bangku SMP atau nama MD muncul dan dipakai sampai sekarang. Nama MD adalah kependekan dari Mahmodin nama ayah Mahfud. Di kelas Mahfud ada tiga siswa yang sama-sama bernama Mahfud. Untuk memudahkan guru maka nama orangtua masing-masing disematkan di belakang nama Mahfud.
“Di kelas ada tiga orang yang namanya Mahfud. Guru sempat menyebut Mahfud A, Mahfud B, dan Mahfud C. Saya dipanggil Mahfud B. Namun karena tidak enak dipanggil, guru itu mengganti nama dengan nama orangtua hingga ada sebutan Mahfud Mahmodin alias Mahfud MD,” ujar Mahfud dalam kanal YouTube Trijaya FM.