Prostitusi bisa dibilang menjadi sisi gelap yang hampir dimiliki oleh setiap negara. Prostitusi memang buruk, namun hal ini merupakan cerminan adanya fenomena ketimpangan sosial. Para Pekerja Seks Komersial (PSK ) yang berada di dalamnya, merasa tidak mapan secara finansial.
Sehingga, mereka terpaksa menjalankan pekerjaan yang tidak menuntut skill apapun tapi bisa menghasilkan uang dengan cepat. Tarif yang dipatok pun terbilang bervariasi. Namun tidak jarang, mereka akan dibayar dengan jumlah fantastis dan mendapat sejumlah fasilitas.
Namun di sisi lain, ada negara yang membayar servis wanitanya dengan sangat murah. Bahkan terlalu rendah untuk ukuran orang Indonesia. Negara itu adalah Bangladesh . Dilansir dari Havocscope, harga rata-rata Pekerja Seks Komersial (PSK) hanya US$ 0,6 atau sekitar Rp8.000 per jamnya. Tarif ini pun jadi yang paling murah di dunia.
Parahnya lagi, upah tersebut tidak diterima para PSK secara utuh. Uang tersebut masih harus dibagi kepada mucikari, yang justru mendapatkan jumlah yang lebih besar. Jika dihitung-hitung, total pendapatan bersih per layanan yang didapatkan para pekerjanya sendiri hanya sekitar Rp2.300 saja.
Fakta lain yang lebih miris, banyak pelaku prostitusi di Bangladesh berasal dari usia yang tergolong masih sangat muda. Di sana, remaja yang sudah berusia lebih dari 12 tahun, akan dipaksa untuk melayani pria hidung belang. Rata-rata, remaja yang masih di bawah umur ini tidak punya pendidikan yang cukup.
Berbeda dari anak-anak di bawah umur, biasanya para gadis dipatok dengan harga yang sedikit lebih tinggi walaupun masih terhitung sangat murah. Sedihnya lagi, upah yang mereka terima dari mucikari hasil mereka bekerja masih harus diberikan para orangtua untuk memenuhi kebutuhan mereka.