Sempat Jadi Trending Topik, Benarkah Warung Kelontong Madura Tutup Hanya Saat Kiamat?

Sempat Jadi Trending Topik, Benarkah Warung Kelontong Madura Tutup Hanya Saat Kiamat?

Warung kelontong Madura belum lama ini sempat jadi trending topik karena dibahas oleh para warganet. Cuitan di Twitter itu bermula dari akun @aaabbbb_ yang mengunggah foto gambar warung Madura yang disebutnya menjadi warung lengkap, semua barang ada, hingga berjualan bensin eceran.

Unggahan tersebut mendapatkan reaksi positif dari ribuan warganet di jagat Twitter. Banyak warganet yang menuliskan pengalaman selama belanja di warung kelontong yang buka 24 jam tersebut. Warung kelontong Madura memang memiliki keunikan.

Misalnya karena warung buka 24 jam maka pemilik warung bergantian dengan istrinya menjaga warung. Biasanya sang istri menjaga warung dari pagi sampai malam hari, sementara si suami gentian menjaga warung dari malam hingga keesokan paginya. 

Bahkan ada juga keluarga pemilik warung yang tidur di warung untuk menjaga warung di malam hari, jika ada yang pelanggan suami atau istri akan bangun dan melayani. Karena buka 24 jam non stop bisa diprediksi berapa pendapatan pemilik warung yang konon mencapai jutaan tiap harinya.

Sempat Jadi Trending Topik, Benarkah Warung Kelontong Madura Tutup Hanya Saat Kiamat (Lensa Jatim)

Bahkan sampai ada warganet yang menduga warung kelontong Madura akan tutup jika kiamat tiba karena setiap hari buka selama 24 jam. Namun nampaknya istilah itu terkesan berlebihan karena di momen-momen tertentu seperti hari Idul Fitri atau Idul Adha banyak pemilik warung yang menutup dagangannya untuk pulang ke kampung halaman.

Saat ini di kota-kota besar warung kelontong bisa-bisa menjadi saingan minimarket. Pemilik warung menjual barang dagangan dengan harga murah meski untung yang mereka dapat tidak terlalu besar. Banyak orang Madura dan orang Batak yang sama-sama punya warung kelontong. Meski sama-sama buka warung, tapi ada perbedaannya lho.

Ini mungkin paling mudah dilihat perbedaan warung orang Batak dan Madura. Bila orang Batak meletakan beras menggunakan bak atau wadah kayu berbentuk kotak persegi. Sementara warung Madura meletakan beras pada bagian etalase warung di dalam kotak kaca.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"