Pulau Jawa terdiri dari beberapa suku mulai dari Sunda, Banten, dan Jawa. Meskipun sama-sama tinggal di Pulau Jawa, kenapa orang Sunda nggak disebut sebagai orang Jawa ? Ternyata memang secara budaya keduanya tidak bisa disamakan, termasuk perbedaan fisik yang memiliki ciri keduanya.
Jumlah penduduk Jawa Barat atau Sunda memang sejak 1851 sudah cukup banyak di tanah Jawa, tercatat pada tahun tersebut mencapai 786.000 jiwa. Pada tahun 2020 total penduduk di Jawa Barat mencapai 49,94 juta.
Sementara orang Jawa terdiri dari beberapa provinsi mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Jika ditotal jumlahnya sangat besar. Salah satu perbedaan yang mencolok antara orang Jawa dan Sunda adalah bahasa yang jelas berbeda satu sama lain.
Bahasa Jawa dan Sunda memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Mulai dari perbedaan ejaan salah satunya. Misalnya bahasa Jawa dominan dengan penggunakan vokal ‘O’ di akhir sebuah kata baik itu dalam pemberikan nama orang atau tempat, misalnya Soekarno, Soeharto, Joko, dan Purwokerto.
Sementara bahasa Sunda dominan dengan berakhiran huruf ‘A’. Seperti nama-nama orang Sunda semisal Sutrisna, Sukarna, Iskandardinata, hingga nama tempat seperti Purwakarta dan Majalaya.
Menurut channel YouTube DnA Motorbike dijelaskan bahwa orang Sunda tidak berbahasa Jawa karena mereka bukan orang Jawa seperti penghuni Pulau Jawa pada umumnya. Bahasa Sunda itu sudah ada sejak masa kerajaan di Jawa Barat mulai dari Pasundan, Pakuan, dan Pajajaran, saat para raja menggunakan bahasa itu dalam kesehariannya.
Perbedaan berikutnya adalah soal kebiasaan, karakter, dan sifat yang berbeda. Misalnya orang Sunda dikenal sebagai masyarakat di Indonesia yang hobi makan sayuran dan daun-daunan sebagai lapapan makanan pendamping lauk pauk dan sayuran. Sementara untuk orang Jawa jarang mengenakan makanan seperti lalapan.