Nggak Habis Pikir, Inilah 7 Keputusan Paling Bodoh Sepanjang Sejarah

Nggak Habis Pikir, Inilah 7 Keputusan Paling Bodoh Sepanjang Sejarah
Raja John Menandatangani Magna Carta (The Times)

Pada tahun 1200, Raja John menikahi Isabella dari Angoulême dalam rangka untuk memperkuat cengkeraman Inggris di wilayah Prancis. Masalahnya adalah, saat itu Isabella sudah bertunangan dengan Hugh de Lusignan, putra dari keluarga Prancis yang cukup berkuasa.

Tentunya, pernikahan itu membuat marah keluarga Lusignan dan para pendukung mereka. Raja Philip II dari Prancis pun meminta John untuk datang ke istananya dan menjelaskan masalah ini. Sayangnya, John menolak. Prancis pun langsung menyerang wilayah Inggris. 

Pada tahun 1206, John kehilangan Normandy, Anjou, Maine, dan sebagian Poitou. Tentunya, hal ini merusak reputasinya di mata para bangsawan Inggris. Jadi, dia memulai perang besar-besaran untuk mencoba menenangkan mereka kembali.

John mematok pajak yang besar pada rakyat Inggris untuk membayar perang terhadap Prancis, yang sayangnya berakhir dengan kegagalan. Pada akhirnya, para bangsawan Inggris memaksa John untuk menandatangani Magna Carta, sebuah piagam yang membatasi kekuasaannya dan raja-raja Inggris setelahnya. 

5. Muhammad II dari Khwarezmia memprovokasi Genghis Khan, lalu kehilangan kerajaannya

Pada abad ke-13, Shah Ala ad-Din Muhammad II memerintah sebuah kerajaan besar yang membentang dari Turki hingga India. Sayangnya, Kekaisaran Khwarezmia yang dipimpinnya tidak bertahan lama karena kesalahan fatal yang telah dilakukannya.

Pada saat pasukan Mongol tiba di depan kerajaan Muhammad II, mereka telah menaklukkan dua pertiga wilayah Tiongkok dan menjadikan diri mereka sebagai kekuatan militer paling menakutkan di wilayah Asia Tengah.

Seperti biasanya, bangsa Mongol mencoba untuk memerintah wilayah taklukan mereka dengan damai, tetapi hanya selama rakyat mereka mematuhi hukum mereka. Jika mereka melawan, pasukan Mongol akan langsung menghancurkan seluruh kota dan isinya. 

Genghis Khan awalnya ingin menjalin perdagangan dengan Khwarezmia. Namun paman Muhammad II, Inalchuk, malah mencegat karavan Mongolia dan mengeksekusi mereka. Genghis kemudian mengirim delegasi tiga orang yang terdiri dari dua orang Mongol dan seorang Muslim untuk menuntut agar Inalchuk dihukum.

Sebaliknya, Muhammad II memerintahkan agar Muslim itu dieksekusi dan mencukur jenggot (serta rambut, menurut beberapa sumber) delegasi Mongol. Tentunya, hal ini menjadi penghinaan bagi Genghis Khan. Bangsa Mongol pun langsung menanggapinya dengan menginvasi Khwarezmia dan membantai rakyatnya.

Muhammad II akhirnya menjalani sisa hidupnya di pengasingan di sebuah pulau di Laut Kaspia. Adapun Inalchuk, dia akhirnya ditangkap. Menurut Britannica, Genghis menuangkan perak cair ke dalam matanya. 

6. Robert II menyerang Inggris selama Maut Hitam dan membawanya kembali ke Skotlandia 

Secara teknis, Robert II belum menjadi raja ketika dia melakukan blunder ini pada tahun 1350. Saat itu, dia masih memerintah Skotlandia sebagai wali sementara pamannya, Raja David II, yang sedang dipenjara di Menara London. Namun seperti yang dilansir dari BBC, Maut Hitam sudah tiba di Inggris pada tahun 1348 dan mulai menyebar setahun setelahnya.

Penduduk Skotlandia, khususnya Robert II, percaya kalau wabah itu adalah pembalasan ilahi atas Inggris. Ia pun mencoba untuk menyerang musuh mereka yang sedang melemah. Tentara Skotlandia menyerbu, tetapi ketika mereka berkumpul di hutan Selkirk, wabah itu mulai menyebar dan menewaskan 5.000 orang.

Tentara Skotlandia akhirnya mundur dan membawa wabah itu kembali ke rumah mereka. Diperkirakan kalau pada tahun 1350 wabah itu menyapu bersih sekitar seperlima atau seperempat populasi Skotlandia. Robert II akhirnya menjadi raja Skotlandia pada tahun 1371. Namun, blunder ini terus menghantuinya sepanjang hidup.

7. Napoleon menyerang Rusia dan mengalami kekalahan yang memalukan

Ada ungkapan populer yang mengatakan kalau seorang komandan tidak boleh menginvasi Rusia di musim dingin. Dari semua komandan yang telah melanggar aturan ini, Napoleon Bonaparte mungkin menjadi salah satu orang yang paling tidak mungkin melanggarnya.

Pada tahun 1812, Napoleon telah mendapatkan serangkaian kemenangan militer dan menaklukkan sebagian besar benua Eropa, kecuali Rusia. Untuk melemahkan musuh bebuyutannya, Inggris, Napoleon mencoba memblokir semua akses perdagangan ke negara itu dengan embargo yang disebut "Sistem Kontinental."

Ketika Tsar Alexander I menolak untuk mematuhi embargo itu, Napoleon pun segera menyerangnya. Napoleon menginvasi Rusia pada 24 Juni 1812 dengan membawa sekitar 650.000 Grande Armée. Sayangnya, mereka baru mencapai Moskow ketika musim dingin yang mengerikan datang.

Tujuan awal Napoleon adalah untuk menghancurkan tentara Rusia dengan cepat dan memaksa Alexander untuk menyerah. Sebaliknya, tentara Rusia malah mundur ke timur. Mereka pun membakar pedesaan dan hasil panen mereka. Semakin jauh ke dalam wilayah Rusia, persediaan Grande Armée semakin menipis.

Seperti dilansir dari History, Napoleon berhasil memasuki Moskow pada September 1812 hanya untuk kembali sebulan kemudian. Setelah retret yang panjang dan berdarah, invasinya ke Rusia berakhir dengan kegagalan dan menelan sekitar 400.000 nyawa Grande Armée. Uniknya, blunder ini terulang pada tahun 1941 ketika Adolf Hitler mencoba menyerang Uni Soviet pada musim dingin.

Semua orang memang pernah melakukan kesalahan. Namun, tidak ada yang pernah melakukan kesalahan seperti tokoh-tokoh di atas, yang tentunya turut mengubah alur sejarah dunia.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"