Saat gunung Semeru meletus, material vulkanik langsung bersentuhan dengan air hujan. Hal ini menyebabkan terbawa oleh air dan menyebar dengan cepat ke wilayah sekitarnya. Parahnya, hal ini menyebabkan kerusakan yang terlihat lebih parah dari kasus-kasus erupsi sebelumnya.
“Kalau tidak ada hujan, maka seluruh material yang keluar sifatnya belum langsung menjadi lahar. Ini karena musim hujan, kebetulan hujan besar, material yang teronggok di atas terkena air dan hanyut ke sungai,” lanjutnya.
Bahkan Semeru pun pastinya menunjukkan beberapa tanda sebelum mengeluarkan material vulkanik. Hanya saja, dalam kasus ini curah hujan yang tinggi membuat tanda-tanda itu tidak terlihat dengan jelas. Hal ini memberikan kesan bahwa Gunung Semeru meletus secara tiba-tiba.
“Dalam ukuran satu hari atau satu jam sudah termasuk bagus berdasarkan kacamatan mitigasi bencana. Jadi, erupsi Semeru kemarin bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa pemberitahuan,” jelas Nana terkait letusan Gunung Semeru yang dianggap terjadi tiba-tiba.