Slamet Suradio hanya bisa menjalani hari-hari tuanya seorang diri di Purworejo, Jawa Tengah. Slamet merupakan masinis kereta api yang terlibat kecelakaan di perlintasan kawasan Bintaro, Jakarta Selatan pada tahun 1987. Kecelakaan memilukan itu membuat sekitar 156 orang meninggal dunia.
Atas kejadian itu, Slamet yang saat itu mengemudikan kereta menuju Tanah Abang dihukum karena dianggap lalai dan bersalah yang menyebabkan orang lain kehilangan nyawanya. Pengadilan menghukum Slamet dengan hukuman penjara selama 5 tahun. Setahun bebas, ia pun dipecat sebagai masinis.
Dikutip dari beberapa sumber, usai dipecat Slamet tidak mendapatkan uang pesangon satu peser pun. Padahal ia sudah tercatat sebagai pegawai kereta api. Hal ini membuat Slamet bingung sebab cap sebagai orang yang bersalah dalam tragedi kecelakaan memilukan di Indonesia itu sangat melekat dan membuatnya susah dapat pekerjaan.
Tak hanya kehilangan pekerjaan, selang beberapa tahun kemudian istri Slamet yang bernama Kasni tiba-tiba memilih meninggalkannya. Perempuan itu tega pada Slamet dengan menikahi laki-laki lain yang juga berprofesi sebagai masinis.
Slamet pun harus hidup seorang diri hingga kini berusia 81 tahun. Ia pun memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Purworejo, Jawa Tengah.Karena tak memiliki uang yang banyak usai dipecat, Slamet memilih jadi penjual rokok kecil- kecilan di Purworejo. Slamet pun berusaha ikhlas menjalani masa tuanya dengan hanya berjualan rokok, untungpun tak seberapa.