Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menjelaskan hujan es melanda Cianjur disebabkan awan Cumulonimbus (Cb) yang tebal.
Awan Cumulonimbus dengan suhu puncak mencapai -75 derajat celcius bisa membentuk kristal es di bagian atas awan. Lalu menyebabkan hujan es dan angin puting beliung.
"Suhu puncak awan yang sangat dingin ini mengindikasikan tingginya awan tersebut dan kristal es yg terbentuk di bagian atas awan," ujar Siswanto.
Gejolak yang terjadi di dalam awan CB menghasilkan tiga fenomena cuaca lokal, yaitu angin kencang dari dasar awan (downburst), hujan es (hail) yang berasal dari gumpalan kristal es dari golakan downburst, serta petir yang dapat dihasilkan dari loncatan listrik.