PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyebut toilet di gerbong-gerbong kereta api diperbarui. Mereka juga mengklaim bila proses pembuangan limbah yang dilakukan saat ini lebih ramah lingkungan.
KAI telah memperbaharui toilet mereka sejak 12 September 2010. Proyek percontohan toilet ramah lingkungan ini ada pada Kereta Api Arwo Lawu.
Dari tahun 2013, toilet kereta api pun sudah diaplikasikan ke seluruh jenis kereta, baik yang jarak dekat sekalipun.
Dalam keterangan resmi kepada media, Kamis (2/5/2024), VP Public Relations KAI, Joni Martinus, mengungkapkan bahwa toilet ramah lingkungan ini merupakan langkah nyata yang dilakukan KAI dalam memperbaiki mutu pelayanan tidak hanya kepada pelanggan, tetapi juga kepada lingkungan yakni memberikan nilai tambah yang tinggi bagi kelestarian lingkungan.
Dulu ketika masih menggunakan toilet konvensional, semua kotoran di kloset otomatis terbuang ke jalur rel. Tetapi kini, seluruh kotoran sudah ditampung dalam bak penampungan yang dilengkapi bio bakteri untuk pengurai kotoran.
Pada tangki penampungan, terdapat dua jenis proses pengolahan. Pertama adalah proses penghancuran kotoran oleh bakteri pada filter utama, dan yang kedua adalah proses pemurnian air pada filter lanjutan. Di proses filter ini terdapat zeolite yang dipakai untuk tempat hidup mikroba yang nantinya menghancurkan kotoran sebelum dialirkan ke filter.
"Zat zeolite, karbon, pasir, dan cairan mikrobakteri/bio bakteri merupakan bahan yang digunakan untuk mengurai limbah padat menjadi gas dan cairan. Limbah gas dan cairan yang dihasilkan tergolong ramah lingkungan karena tidak berbau," kata Joni.
Nantinya setiap 3 bulan, pihak petugas akan melakukan pengurasan sekaligus pemberian bahan pengurai kotoran. Nantinya, hasil limbah ini akan dibuang ke septic tank yang ada di area stabling cuci kereta untuk memastikan keamanan linkgungan.