Biasanya, anak-anak kecil menjadi sosok yang disayang banyak orang. Mereka lucu, imut, tingkahnya menggemaskan, dan kehadirannya terasa menyenangkan. Tapi hal tersebut nggak berlaku bagi masyarakat Suku Inca di Peru. Sadis, anak kecil di sana malah dibiarkan tersambar petir!
Sekitar 500 tahun lalu, anak-anak di Suku Inca malah dikorbankan untuk ritual capacocha. Bukan karena dibuang atau dibenci, tetapi mereka percaya kalau anak-anak yang disambar petir ini berarti disukai Dewa dan akan membuat Dewa senang.
Menurut ahli bioarkeologi dari Center for Andean Studies University of Warsaw, Dagmara Socha, masyarakat Suku Inca menganggap anak-anak yang disambar petir ini menerima kehormatan besar.
Nah, anak-anak yang dikorbankan ini biasanya terdiri dari sepasang cewek dan cowok. Nggak ada wilayah kekaisaran khusus, semua bisa. Tapi untuk anak cewek, usianya boleh maksimal 16 tahun. Sedangkan cowok nggak boleh lebih dari 10 tahun.
Syaratnya? Anak-anak ini harus berpenampilan sempurna, harus perawan, dan nggak boleh ada bekas luka atau berbintik-bintik.
Kata Socha, ritual ini berhubungan dengan dewa cuaca, Illapa. Anak-anak jadi perantara antara warga bumi dengan Dewa. Kenapa anak-anak? Karena mereka dipercaya masih suci, belum punya pikiran jahat, dan dianggap lebih mudah menyentuh hati Dewa.
Capacocha atau Qhapaq hucha bisa diterjemahkan sebagai pengorbanan kudus. Upacaranya bisa dilakukan dalam beberapa kesempatan. Ini termasuk untuk menghentikan bencana alam, saat dilangsungkan festival, kematian, kelahiran, kenaikan tahta, atau momen penting dalam kehidupan kaisar Sapa Inca.