Untuk diketahui, dalam ilmu arkeologi dikenal dengan nama data spasial dan temporal. Spasial terkait dengan tinggalan atau obyek yang ada pada suatu latar waktu.
Menurutnya, hal itu harus dibuktikan dengan penelitian-penelitian ilmiah. Dia menyebut untuk mengaitkan Candi Borobudur dengan Nabi Sulaiman sangat jauh. Hal itu tidak bisa dipaksakan dengan justifikasi-justifikasi yang cenderung di luar konteks ilmiah.
Lebih lanjut, Hari, berdasarkan beberapa penelitian dari institute of archaeology di Hebrew University of Jerusalem, membuktikan bahwa situs Nabi Sulaiman berada di Timur tengah dengan pusat kotanya berada di Jerusalem.
Nabi Sulaiman diyakini hidup pada abad 10 SM. Pendekatan dari Hebrew University adalah biblical approach, data arkeologi dan epigrafi. Apabila dikaitkan dengan Saba (Wanasaba) dari data spasial dan temporal sangat berbeda yaitu abad 8-10 M pada masa keemasan Mataram Kuno periode Jawa Tengah. Wanasaba sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tempat berkumpul yang ada di sebuah hutan.
Menurut Hari, hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi karena termanifestasi dalam penelitian-penelitian di Hebrew University. Apabila kemudian menarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur adalah tinggalan Nabi Sulaiman merupakan hipotesis yang jauh dari standar-standar ilmiah.
"Kami dari disiplin ilmu arkeologi juga memiliki justifikasi-justifikasi ilmiah yang itu menunjukkan bahwa Candi Borobudur merupakan tinggalan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah," kata Hari.
Bagaimana menurutmu?