Seorang pria di Jepang menjalani hidup ekstra hemat selama 21 tahun. Selama hidupnya kala itu, ia hanya menyantap makanan sederhana untuk bisa menabung Rp 10 miliar ketika pensiun.
Pria yang tak diketahui identitasnya itu menceritakan perjalanan menabungnya hingga dimuat di laman South China Morning Post. Ia rela makan ama 21 tahun dengan sederhana hingga di saat usianya mencapai 45 tahun, dirinya berhasil mengantongi uang 100 juta yen atau sekitar Rp 10,9 miliar ketika pensiun.
Selama kesehariannya, ia tinggal di asrama milik perusahaannya dengan biaya sewa 30 ribu yen atau sekitar Rp3,2 juta per bulan. Untuk semua peralatan dan furnitur, ia selalu mengais dari barang bekas yang ada di sekitarnya.
Sedangkan dalam urusan makanan, ia seringkali makan buah plum asam, beberapa sayuran asin dan semangkuk nasi untuk makan malam. Kadangkala, ia cuma mengkonsumsi minuman energi untuk mengganjal perut kosongnya. Minuman itu ia dapat dari poin belanja di swalayan.
Sesekali, ia makan coklat dan biskuit. Biasanya ia menikmati hal ini sambil menonton film bertema penjara. Bahkan, ia sering mengibaratkan hidupnya yang dihabiskan bekerja di perusahaan eksploitatif tidak berbeda seperti mendekam di penjara 20 tahun.
Setelah microwave miliknya rusak, ia pun beralih makan ubi jalar dari musim dingin hingga ke musim panas. Ia memanfaatkan musim panas untuk mematangkan ubi di kaca depan mobil milik temannya.
Ia juga tak pernah tidur dengan AC atau penghangat ruangan. Ketika musim panas, ia seringkali memakai kaus berbahan tipis. Dan saat musim dingin, ia menghangatkan tubuhnya dengan olahraga squat.
Usahanya pun membuahkan hasil di tahun 2024 ketika ia mengumumkan di media sosial kalau ia berhasil menabung 135 juta yen atau sekitar Rp 14,8 miliar setelah 20 tahun 10 bulan bekerja di perusahaan yang sama.
Gaya hidupnya pun seketika menginspirasinya untuk menulis buku mengenai kiat-kiat menabung. Dan ini juga menjadi sumber penghasilan lainnya.
Setelah sukses dalam hal finansial, kehidupannya pun membaik. Kini ia menyiapkan 4 telur rebus untuk sarapan dan bisa membeli microwave supaya bisa menikmati makanan hangat.
Namun, kegembiraannya tak bertahan lama, karena ia mengungkapkan kalau rabungannya menyusut drastis akibat depresiasi yen sejak awal 2024.
"Jika yen terus terdepresiasi, saya tidak akan pernah mencapai kebebasan finansial. Untuk apa saya bekerja selama 21 tahun ini? Semuanya sia-sia, sungguh tragis," katanya.
Kisahnya pun menyita banyak perhatian masyarakat, khususnya saat memilih makanan. "Sungguh ajaib dia tidak jatuh sakit setelah makan dengan sangat buruk selama bertahun-tahun," kata seorang netizen.
"Hidupnya sungguh menyedihkan. Penghasilannya tidak sedikit di Jepang. Jika dia berinvestasi emas daripada hanya menabung, dia tidak akan kehilangan begitu banyak," sahut netizen lain.