Bullying adalah ketika seseorang dengan sengaja dan berulang kali membuat kesal, menakut-nakuti, mengancam, atau menyakiti orang lain, harta benda, reputasi, atau persahabatannya.
Bullying bisa berupa:
1. Menggoda, mengatakan hal-hal yang jahat, mengancam seseorang atau menyebut nama seseorang dengan sengaja, mengabaikan seseorang atau tidak mengizinkannya bermain atau beraktivitas, dan/atau mendorong orang lain untuk melakukan hal tersebut.
2. Melontarkan lelucon keji atau menyebarkan rumor atau cerita keji, mendorong, tersandung, atau memukul seseorang.
3. Mengambil atau merusak barang-barang mereka atau meminta uang.
Penindasan dapat terjadi secara tatap muka di taman kanak-kanak, sekolah, klub olahraga, kelompok ekstrakurikuler lainnya, dan tempat kerja. Penindasan juga bisa terjadi secara online. Cyberbullying adalah ketika seseorang menggunakan teknologi digital untuk mengirim pesan teks yang buruk, mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain, atau dengan sengaja melecehkan atau mempermalukan seseorang.
Semua intimidasi itu menyakitkan. Jika hal ini terus berlanjut, hal ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Buat para orangtua, berikut ini 5 tanda anak di-bully yang perlu kalian tahu:
1. Tidur bermasalah
Jika seorang anak merasa gugup atau cemas tentang apa yang mungkin terjadi keesokan harinya di sekolah atau di tempat lain, ia mungkin mengalami kesulitan tidur, atau gelisah. Jika seorang anak tampak lebih lelah saat sarapan atau terlihat lebih lelah dari biasanya, itu bisa jadi tanda-tanda mereka kesulitan tidur di malam hari.
2. Menangis atau reaksi emosional yang intens
Jika seorang anak atau remaja memiliki reaksi emosional yang intens terhadap percakapan tentang sekolah atau kegiatan sosial, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa cemas terhadap kejadian tersebut. Apa pun yang terjadi, kamu akan melihat gejolak emosi, atau keengganan untuk mendalami topik tersebut.
3. Tidak ingin berinteraksi dengan keluarga
Jika seorang anak tidak banyak bicara seperti biasanya, atau jika mereka langsung pergi ke kamar sepulang sekolah, hal ini mungkin harus diwaspadai. Bertindak melawan saudara kandung juga bisa menjadi tanda perundungan yang berkepanjangan; dalam beberapa kasus, korban penindasan akan melepaskan “sikap korban” dan menjadi reaktif terhadap saudara kandungnya dan anak-anak lain.
4. Keengganan untuk pergi ke sekolah di pagi hari