Sudah menonton film horor Munkar? Film tersebut mengangkat tentang bullying di pesantren yang berujung teror menyeramkan. Ternyata kasus bullying di pesantren cukup sering terjadi di Indonesia. Bagaimana tips mencegah bullying di pesantren?
Salah satunya pencegahan bullying di pesantren dengan membentuk tim konseling. Tim konseling akan membantu menganalisa faktor pemicu bullying dan merancang program pencegahan yang tepat. Kalau pun ada korban bullying di pesantren maka si korban tidak takut untuk bersuara menceritakan apa yang dia alami.
Siapa saja yang masuk ke dalam tim konseling? Anggota tim konseling bisa santri, pengurus pesantren, pengajar, dan pengasuh bisa masuk dalam tim konseling. Bullying di pesantren adalah masalah bersama yang harus dihilangkan. Tim konseling harus memberikan sosialisasi kepada banyak santri agar tidak melakukan bullying.
Masing-masing pesantren sudah memiliki strategi untuk mencegah bullying di dalam lingkungan. Pesantren As Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum yang berada di kawasan Jombang, Jawa Timur bahkan fokus untuk mencegah bullying. Pesantren ini punya tagline “Pondok Anti Bullying dan Ramah Anak”.
Pendiri, pendidik, dan pengasuh pesantren, Dra.Hj.Umdatul Choirot atau akrab disapa Bu Nyai Umda mengatakan, pendidik mengasuh santri dengan hati dan pikiran yang sehat. “Para santri bergaul dengan sesama santri yang terajut dengan ramah serta tidak saling menyakiti secara fisik maupun non fisik,” kata Bu Nyai Umda menjelasakan dalam keterangan yang diterima Paragram.
Semua pendidik di pesantren memiliki kesadaran untuk menjalani karakter yang humanis serta mampu menjaga diri sendiri dan orang lain. Apalagi pencegahan kekerasan atau bullying pada anak sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak yakni penyadaran untuk menjamin seorang anak agar kehidupannya bisa berjalan normal.