Viral Influencer Pakai Kulit Pisang untuk Dijadikan Bahan Botox, Dokter Kulit Beri Komentar

Viral Influencer Pakai Kulit Pisang untuk Dijadikan Bahan Botox, Dokter Kulit Beri Komentar

Seorang influencer viral lantaran ia sibuk menggosokkan kulit pisang ke wajahnya dengan alasan untuk mendapatkan manfaat botox. 

Influencer bernama Aareefa itu seketika membuat tren baru yang sebenarnya cukup mengkhawatirkan oleh para dokter kulit.

"Kamu tidak butuh Botox, yang kamu perlukan hanya kulit pisang. Bagian dalam kulit pisang luar biasa untuk mencerahkan kulit, mengurangi garis halus, kerutan, dan juga memudarkan pigmentasi," ungkap influencer yang juga pendiri Ammu Beauty itu di Instagram.

"Lakukan ini sebanyak mungkin sepanjang minggu, dan kamu akan melihat perbedaan besar dalam hidrasi, kecerahan, dan tekstur kulitmu," tambahnya.

Aarefa pakai kulit pisang pengganti botox (via tiktok)

Menurut Dr. Pravin Banodkar, dokter kulit bersertifikasi dan pendiri Skin Beyond Borders (SkinBB), mengungkapkan kecemasannya soal tren tersebut karena tidak adanya dukungan ilmiah.

"Sebagai dokter kulit, saya sangat prihatin dengan tren viral yang mempromosikan aplikasi kulit pisang di wajah untuk efek 'mirip Botox'. Klaim ini menyesatkan dan bisa berbahaya," kata dr. Banodkar, seperti dikutip dari Hindustan Times.

Menurutnya, botox bekerja dengan memblokir sinyal saraf ke otot yang bisa mencegah kontraksi serta mengurangi kerutan. Sementara itu, kulit pisang hanya dapat memberikan hidrasi sementara yang tidak sebanding dengan hasil Botox.

"Efek sementara yang dirasakan pengguna kemungkinan besar hanya disebabkan oleh hidrasi permukaan yang juga dapat dicapai dengan moisturizer biasa," tambahnya.

Kulit pisang memang memiliki kandungan vitamin A, B, C dan E maupun antioksidan. Tetapi, Dr. Banodkar menegaskan jika potensi manfaat ini tak cukup kuat untuk menggantikan botox.

Apalagi kulit pisang masih memiliki residu pestisida sehingga berbahaya bagi kulit.

"Kulit pisang dari produksi komersial sering terpapar pestisida yang menumpuk di lapisan luarnya. Meskipun aman untuk dikonsumsi setelah dicuci, mengoleskannya langsung ke kulit dapat memaparkan pengguna pada bahan kimia yang berbahaya," jelas Dr. Banodkar.

"Tren ini mengabaikan risiko serius terkait bahan kimia dalam kulit pisang dan tidak memiliki bukti ilmiah untuk mendukung klaimnya," tambahnya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"