Kisah Hypatia yang Malang, Dibunuh secara Keji karena Kecerdasan dan Penelitian Ilmiah

Kisah Hypatia yang Malang, Dibunuh secara Keji karena Kecerdasan dan Penelitian Ilmiah

Kamu pernah dengar nama Hypatia? Dia adalah seorang perempuan yang dianugerahi kecerdasas di zamannya. Dia juga dikenal sebagai seorang perempuan cerdas yang penuh dengan prestasi.

Kecerdasan Hypatia membawanya lebih unggul dari banyak orang kala itu. Yang rata-rata, tentu saja, adalah laki-laki.

Hypatia banyak berkontribusi dalam berbagai bidang. Mulai dari sosial hingga sains. Pengetahuannya luas dan dia pasti jadi salah satu tokoh penting deh kalo hidupnya di jaman sekarang.

Hypatia dari Alexandria (britannica.com)

Hypatia sendiri adalah putri tercantik dari Theon, seorang pustakawan Alexandria. Hypatia lahir pada 355 Masehi silam gengs.

Theon, ayahnya, terkenal sebagai seorang sarjana yang telah menghasilkan banyak risalah tentang geometri dan musik. Tapi ternyata, Hypatia jauh lebih pintar lagi dari ayahnya, bahkan dalam segala hal.

Putri cantik Theon ini punya pengetahuan lengkap. Dia menguasai ilmu astronomi, matematika, filsafat, termasuk juga musik, dan lain sebagainya. Cerdas banget lah pokoknya.

Karena kecerdasannya, Hypatia juga menjadi seorang pengajar. Seolah-olah hidupnya emang buat mengabdi pada ilmu pengetahuan.

Hypatia adalah sosok perempuan yang cerdas di jamannya (pinterest.com)

Semasa hidupnya, Hypatia telah melakukan banyak penelitian ilmiah. Dia telah menghasilkan karya mulai dari "Tanggapan atas Aritmatika Diofantus" dan "Tanggapan atas Konik Apollonius".

Hypatia juga menulis sebuah edisi dari buku ketiga naskah yang ditulis ayahnya untuk menjelaskan Almagest Ptolomeus.

Tapi sayangnya, cuma sedikit dari tulisan-tulisan itu yang masih ada. Soalnya, karya-karya yang ditulis Hypatia telah dimusnahkan oleh orang-orang yang iri dengan kecerdasan perempuan ini.

Perempuan cerdas ini juga membuka kelas-kelas untuk satu kelompok murid pemula. Dia mengajarkan ajaran Neoplatonisme, karena cara berpikir Hypatia emang dipengaruhi filsuf Plato dan Plotinus dari Yunani Kuno. Kelas-kelasnya juga kembali membuka pelajaran geometri.

Beberapa literatur yang mengisahkan Hypatia menyebutkan bahwa orang-orang sampe memohon-mohon untuk bisa hadir di kelas Hypatia. Hal ini tentu saja membuat banyak orang iri pada Hypatia. Termasuk biarawan-biarawan fanatik jaman itu.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"