Setelah lulus menempuh Akademi Polisi, Mesya pun semakin mantap untuk melanjutkan pendidikannya.
Ia pun mulai mempersiapkan diri dengan mengumpulkan berkas untuk pendaftaran beasiswa LPDP. Mesya mengaku, perjuangannya tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Ia menghabiskan setidaknya 9 bulan untuk melengkapi semua datanya, termasuk membuat esai semasa bekerja.
Mesya mengaku dirinya sempat menangis saat melewati semua proses tersebut.
"Sembilan bulan diisi dengan research universitas dan bandingin keunggulan program dan universitas, membuat surat administrasi, minta surat rekomendasi, begadang buat essay personal statement, minta masukkan berbagai orang, bolak balik translate dokumen, rombak revisi essay lagi (berkali-kali), buka mantengin email terus nunggu letter of acceptance (loa) dari universitas, nangis ditolak univ, semua sambil menjalankan tugas kepolisian @polisi_indonesia," ujarnya.
Dikarenakan banyaknya rintangan dan penolakan juga kondisi pandemi, Mesya hampir menyerah. Namun akhirnya, semua perjuangannya terbayarkan.
"Sempat pesimis dengan kondisi pandemi ini yang menyebabkan beasiswa LPDP belum ada kepastian untuk dibuka. Pesimis itu dihibur dengan notifikasi email dari universitas yang mulai muncul satu per satu. Pertama kali, University of Sheffield dan bertepatan waktu itu lagi pulang ke Jakarta karena papa dirawat. Adanya surat itu jadi kabar bahagia keluarga," tulis Mesya.
Mesya pun lulus diterima di 7 universitas berbeda, yaitu University College London, University of Glasgow, University of Leeds, University of Exeter, University of York, University of Sheffield, dan University of Lancaster. Setelahnya, ia baru mengikuti seleksi LPDP untuk mendapatkan beasiswa.
"Lalu ikut seleksi @lpdp_ri mulai dari 0 lagi. Kirim berkas administrasi. Seleksi tes potensi akademik. Tes wawancara. Dan pada akhirnya diterima sebagai awardee LPDP 2021,"
Terakhir, Mesya mengajak followers media sosialnya untuk sama-sama meraih mimpi besar mereka, dan memberikan kontribusi untuk Indonesia. Itu sebabnya, Mesya begitu menginginkan dirinya bisa lanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya di luar negeri.
"In order to do that, we need to be well-educated to understand the strategies to solve it effectively. I genuinely believe that getting the best education will open doors for people to make contributions for Indonesia. This is the beginning, Bismillah," tulisnya.
Setelah diterima di 7 universitas, kira-kira mana yang akan menjadi pilihannya? Sampai saat ini, Polwan yang bertugas di Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Unit Satreskrim Polresta Banjarmasin itu belum menentukan salah satunya.
Ia mengaku masih membutuhkan waktu untuk mempertimbangkannya dengan berdoa. "Untuk univnya aku masih diskusi sama keluargaku sama istikharah," ungkapnya.