Namun setelah prosesi akad selesai, sang pengantin meminta untuk tak dipakaikan paes supaya pihak MUA tidak perlu lama mengerjakan riasannya. Tetapi, pihak MUA tetap menyarankan untuk menggunakan paes Jawa karena sudah dibayar.
"Ya sdah akhirnya dia nurut, di situ pengantin ku sudah mulai ngeluh mata perih, begah, sedikit pusing. Aku sempet nawarin minum paracetamol tapi pengantinnya nolak. Akhirnya setelah selesai paes pengantin aku keluar, ke pelaminan. Nggak lama kemudian langsung masuk lagi, dengan keadaan lemas dan seperti mau pingsan," kenang Ifa yang saat itu mulai panik.
Melihat kondisi pengantin wanita yang lemas, Ifa dan tim langsung membantu agar pengantin duduk.
"Nggak lama pengantinnya bilang mual, terus langsung lari ke belakang. Habis itu pengantin aku kembali duduk. Aku dan tim ngelanjutin kerjaan kita, yaitu hapus paes dan lepas sanggulnya. Nggak lama kemudian ada bapak-bapak datang, beliau bilang kalau manten aku ini cucunya beliau. Terus tiba-tiba si bapak niup tangannya langsung di usap-usap ke jidat pengantin aku," tutur Ifa.
"Karena diusap jadinya ke mana-mana. Agak kaget si pas lihatnya dan takut kalau gambar ulang nanti bedaknya malah jadi nggak rata. Tapi lebih kasihan ke pengantin aku karena memang saat itu kondisinya benar-benar lemas, mungkin pusing capek ngantuk jadi satu," jelas Ifa.
Namun, Ifa merasa bersyukur karena pengantin wanita itu bisa kembali fit untuk melanjutkan resepsi pernikahannya.