Usut punya usut, Shiseido memang pernah memproduksi produk masker naturgo. Namun, mereka menghentikannya sejak tahun 1992. So, produk yang beredar di pasaran itu dari mana, ya?
Bau menyengat dan efek samping yang gagal dipertimbangkan
Efek samping yang muncul saat menggunakan masker naturgo ini adalah bau menyengatnya. Padahal, sudah lama perusahaan-perusahaan kecantikan terkenal menghentikan penggunaan aroma atau pewangi untuk produk skin care. Hal itu karena ketakutan masyarakatn akan adanya reaksi alergi atau alergi kulit.
Selain itu, biasanya penambahan pewangi untuk produk skin care nggak boleh dilakukan sembarangan. Ada prosedur pemilihan agar bisa terbukti aman jika digunakan untuk jangka waktu yang panjang.
Selain itu, masker Naturgo bahaya juga kalo dipertimbangkan dari perihnya kulit saat proses peel-off. Rasa perih itu sendiri diakibatkan dari efek masker yang mengangkat sel kulit mati dan bulu halus di kulit manusia. Saking eratnya daya lekat dari masker ini, bukan nggak mungkin lho nantinya berdampak pada iritasi kulit.
Tanpa ijin BPOM, masih mikir murah?
Fakta utama masker naturgo bahaya yang tidak bisa kita pungkiri adalah tidak adanya ijin dan nomor BPOM yang dicantumkan. Padahal, semua jenis bahan produksi harus lolos ijinnya dari badan negara ini.
Oleh karena itu, wajar kalo BPOM pada akhirnya menganggap masker Naturgo ini sebagai produk berbahaya dan nggak boleh menyebar di masyarakat.
Dan setelah penelusuran lebih lanjut, ditemukan pula kenyataan bahwa produk ini bukanlah produksi Jepang, sebagaimana kesan yang kita tangkap kalo melihat bungkusnya. Melainkan produksi dari Tiongkok dan Filipina.
Nah, itulah 3 fakta yang membuat masker Naturgo bahaya. Memang hingga kini nggak ada keluhan langsung dari pengguna terkait kontra indikasi atau adanya reaksi kulit yang mengancam keselamatan. Tapi, semoga pengalaman ini bisa menjadikan kita, wanita Indonesia, lebih cermat untuk memilih produk kecantikan.