3. Bertengkar hal yang sama
Masalahnya sama. Setiap kali bertengkar, persoalannya itu lagi itu lagi. Terus masalahnya sepele. Soal harus sering ngasih kabar lah, harus merubah gaya hidup lah, atau bahkan masalah yang lebih dalam.
Coba deh bersepakat dengan perbedaan. Kamu maunya terus dikasih kabar. Sedangkan si pacar nggak perlu merasa begitu. Jadi, terima perbedaan kebiasaan tersebut. Biar nggak hal sesepele itu bikin pilu.
4. Berdebat soal tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu
Masih perlu ngomel karena telat dijemput? Masih perlu juga berdebat soal nyari tempat makan yang kamu suka?
Pada tingkat emosional tertentu, masalah kecil ini bisa jadi badai kencang. Pahami dan hargai sampai titik terdalam.
5. Bertengkar soal pilihan gaya hidup
Si pacar suka ngopi dan naik gunung. Kamu suka di rumah sambil baca buku. perbedaan ini mesti dibikin fleksibel. Nggak bisa dipersoalkan secara besar.
Kalo kamu pengen pacar tinggal di rumah, buat suasana yang bikin dia tertarik berada di rumah. Gampang kan? Nggak perlu berantem sampe ubun-ubun.
6. Memperdebatkan hal personal
Hal personal yang dimaksud adalah karakter pribadi. Kalo memang si pacar punya hobi main gitar. Ya kenapa mesti dikritik kalo main gitar terus. Atau bahkan memintanya berhenti main gitar biar sama kamu aja. Ya nggak bisa dong.
Atau memperdebatkan karakter pacar yang nggak romantis. Ya nggak papa nggak romantis. Dia kan pilihanmu untuk jadi pacar.
Memperdebatkan hal personal ini merusak hubungan. Belum lagi kalo ada yang tersinggung. Tambah bikin panjang kan pertengkarannya.
7. Bertengkar dengan penyesalan
Semoga enggak ya. Nggak pernah kan bertengkar gara-gara menyesal 'kenapa aku milih orang seperti kamu jadi pacarku'. Ini kelimat yang jahat banget. Mungkin berawal dari rasa kecewa atau diluar ekspektasimu.
Coba diterima dia sebagaimana adanya. Nggak usah pake penyesalan yang bikin sakit dua kali lipat.
8. Bertengkar karena nggak percaya
Pertengkaran karena nggak percaya dan nggak ada bukti apapun. Itu nggak sehat. Apa sih yang bikin nggak percaya? Jangan-jangan memang kamu yang terlalu insecure.
Coba deh dibicarakan dengan baik-baik. Nggak usah pake emosi. kalo ujung-ujungnya menyakitkan. Lebih baik sama-sama diselesein dengan bijaksana kan?